Minggu, 16 Agustus 2009

srael Lakukan Eksekusi Massal dalam Agresi ke Gaza


Gaza – Infopalestina: Eksekusi massal dilakukan pasukan penjajah Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina saat melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Agresi yang berlangsung selama 23 hari, dari 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009, itu telah membunuh 1330 warga Palestina dan melukao sekitar 6000 lainnya, sebagian besarnya adalah anak-anak dan kaum wanita, mayoritas besar adalah warga sipil yang terisolasi, yang tidak memiliki daya dan kekuatan apapun.

Kesaksian Korban Selamat

Kesaksian orang-orang yang selamat dari agresi Zionis Israel membuktikan bahwa militer Israel melakukan pembantaian terhadap keluarga-keluarga Palestina. Seperti yang terjadi pada beberapa keluarga al Samuni yang tinggal di kampung Zaitun, selatan kotaGaza. Keluarga-keluarga ini mengalami salah satu aksi kejahatan perang yang dilakukan militer Zionis Israel. Anggota keluarga ini dieksekusi secara massal.

Penderitaan keluarga-keluarga Samuni tidak berhenti sampai setelah dimakamkan jasad para syuhada dan kehancuran yang terjadi di daerah tersebut. Anggota keluarga ini seakan ditelan bumi. Mereka hilang dan belum kembali setelah perang usai. Pada saat yang sama, mereka tidak ada dalam daftar para syuhada dan korban luka yang berhasil ditemukan usai perang.

Salah satu keluarga ini, Hamdi Samuni, anak-anaknya lenyap. Tidak ada tim penolong yang datang ke daerah tersebut karena namanya tidak ada pada regu penolong meskipun para saksi mata menegaskan Hamdi gugur dalam pembantaian yang dilakukan serdadu Israel. Sementara nasib anak-anak dan istrinya juga belum diketahui hingga saat ini.

Salah seorang warga yang selama dari pembantaian, Nail Samuni, yang menyaksikan langsung pembunuhan Hamdi, menegaskan bahwa dia melihat dengan kedua matanya para serdadu Zionis Israel yang memburu Hamdi. Nail menceritakan pemandangan yang mengerikan jasad Hamdi yang dijadikan permainan bersama sejumlah syuhada lainnya.

Nail menceritakan, “Saya melihat para serdadu Israel saat menembahnya dan gugur. Kemudian mereka memindah-mindah jasadnya dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan buldoser. Mereka mengubur jasad korban kemudian menggalinya lagi dan selanjutnya dikubur kembali.”

Yang membuat warga setempat merasa aneh dan bertanya-tanya ada nasib kedua anak Hamdi dan istrinya yang hingga saat ini tidak jelas. Saksi mangatakan, “Kami tidak tahu apakah mereka gugur dalam pembantaian apa tidak. Jumlah warga yang dikumpulkan banyak. Namun mereka juga tidak ada di antara syuhada yang ditemukan dan mereka juga belum kembali hingga saat ini.”

Dia mengatakan, “Lembaga-lembaga bantuan datang ke sini membagikan bantuan dan makanan kepada warga. Mereka memanggil keluarga para syuhada dan korban luka. Namun tidak disebut nama Hamdi meskipun kami tahu dia gugur. Kemudian saya cek ke salah seorang petugas dan dia berkata pada saya, namanya tidak ada pada mereka.”

Bentuk eksekusi lainnya diceritakan saksi yang diagambarkan sebagai mengerikan. Dia mengatakan, “Sebagian korban yang terluka di luar rumah, lokasi di mana pelaksanaan eksekuti berlangsung terhadap warga setemat, mulai merangkak ketika serdadu Israel melepaskan tembakan ke arah mereka. Militer Israel mengejar mereka dan menyiksanya sebelum dieksekusi.”

Saksi menambahkan, “Mereka membunuh keluarga Walid Samuni. Mereka menghabisi Walid, ibu, ayah dan empat saudara perempurannya. Ketika dia hendak menyelamatkan diri, militer Israel mengejar dan menembaknya. Tidak cukup hanya di sini. Sebagian serdadu Israel turun dari kendaraan militer kemudian mengikat Walid dan menyerangnya dengan kendaraan melindas badannya.”

Setelah perang usai, remaja berusia 16 tahun ini ditemukan jasadnya tertimbun tanah. Nail mengatakan, “Kami temukan dia sebagaimana adanya masih utuh. Karena tubuhnya di dalam tanah. Namun ketika kami keluarga, tubuhnya terikat kuat dan semua bagian tubuhnya hancur dengan tanda-tanda telah terjadi penyiksaan yang mengerikan.”

Para saksi mata menyebutkan militer Israel menjadikan permainan warga Iyad Izet Samuni yang merangkap jauh dalam keadaan terluka. Ketika mereka melihatnya, salah militer Israel memerintahkan salah seorang anak buahnya untuk menhubungi ambulan melalui telepon genggam dan mereka langsung menembaknya. Setelah Palang Merah menemukan korban, kedua tangannya terikat ke belakang, kedua kakinya dipotong dan sebagian aggota tubuhnya tidak ada.

300 Warga Ditangkap

Sebuah lembaga Pusat Pembelaan Tahanan Palestina mengungkap bahwa pasukan penjajah Israel telah menangkap 300 warga Palestina saat melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Pasukan Israel membunuh sebagian tahanan Palestina selama agresi di lapangan.

Dalam laporan yang dirilis pada 24 Januari 2009 lalu, lembaga ini mengatakan bahwa pasukan penjajah Zionis Israel menggunakan sejumlah warga Palestina yang mereka tangkap dari rumah-rumah mereka serta di depan mata anak-anak, bocah-bocah dan wanita-wanita mereka, sebagai perisai hidup untuk melindungi mereka dari serangan perlawanan Palestina. Ini adalah pelanggaran nyata terhadap seluruh konvensi dan piagam internasional.

Menurut para saksi mata yang memberikan kesaksian kepada lembaga ini, pasukan penjajah Israel membunuh sejumlah tahanan baik secara individu maupun berjamaah. Para saksi mata juga menegaskan pasukan penjajah membunuh sebagian anak-anak dan wanita secara individu ketika memintanya keluar satu persatu dari rumah-rumah mereka. Kadang-kdang mereka mengumpulkan sejumlah warga Palestina sebagai tawanan dan menempatkan mereka di dalam satu rumah kemudian memberondong mereka dengan tembakan massif. Pada kesempatan yang lain mereka menghancurkan rumah bersama para tawanan yang ada di dalamnya dengan tembakan artileri hingga mereka gugur seketika. Sebagaimana yang terjadi pada salah satu keluarga Samuni di selatan kotaGaza.

Para saksi mata menyebutkan pasukan penjajah membunuh wanita dan anak-anak dalam perang dan agresinya ke Jalur Gaza secara sengaja dan sistematis. Buldoser-buldoserIsrael meratakan rumah-rumah di mana pasukan Israel menahan tawanan dan mengubur mereka dengan tanah. Ini membuktikan bahwa militer Israel telah melakukan kejahatan perang secara sitematis selama agresi dan perangnya ke Jalur Gaza. Dan itu mendapatkan perlindungan resmi dari institusi Israel dan pihak-pihak internasional yang memberikan payung pada kejahatan ini.

Kesaksian para saksi mata ini menjelaskan bahwa pasukan penjajah Israel menangkap dan menculik sejumlah tawanan Palestina selama agresi ke Jalur Gaza dalam keadaan terluka dan lukanya terbuka. Mereka sangat membutuhkan pengobatan yang semestinya. Para saksi mata menegaskan bahwa pasukan penjajah Israel sengaja membunuh, menghabisi dan memusnahkan keluarga-keluarga secara keseluruhan, tanpa peduli usia mereka. Militer Israel tidak mau menyerukan kepada para serdadunya untuk membebaskan dan meninggalkan mereka tetap hidup. (seto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar