Minggu, 16 Agustus 2009

Israel Korbankan Mata-matanya di Gaza untuk Lindungi Nyawa Serdadunya


Jerusalem – Infopalestina: Berbagai sumber media Israel menyebutkan dinas intelijen Zionis Israel memanfaatkan jasa mata-mata untuk mendapatkan informasi di Jalur Gaza selama melancarkan agersinya ke Jalur Gaza. Bahkan informasi ini diperlukan untuk melindungi nyawa para serdadunya. Meskipun hal itu harus mengorbankan apa yang disebut intelijen Israel sebagai “sumber-sumber berharga” yang berhasil diungkap dan dihabisi Hamas.

Harian Israel Ha’aretz menukil dari sumber-sumber intelijen Israel yang mengatakan, “penggunaan informasi tersebut sangat penting untuk menyelamatkan nyawa serdadu yang menghadapi bahaya sesungguhnya selama agresi.” Sumber-sumber ini mengatakan bahwa Hamas berhasil mengungkap puluhan mata-mata yang membantu pasukan penjajah Zionis Israel selama agresi ke Jalur Gaza dan berhasil menghabisinya, di antara mereka adalah anasir dari gerakan Fatah.

Dinas intelijen Israel berkali-kali melontarkan tuduhan-tuduhan, yang diwakili oleh Yaser Abdu Rabih, sekjen dewan eksekutif PLO, kepada Hamas bahwa gerakan ini telah menjadikan masjid-masjid dan kampus-kampus sebagai tempat untuk menginterogasi anasir Fatah, kemudian menyiksa dan menembak kaki-kaki mereka.

Intelijen Israel menambahkan bahwa Hamas menuduh mereka ikut dalam pembantaian warga sipil Palestina. Yaitu dengan bekerjasama dengan penjajah selama agresi atau menunjukan kegembiraan atas gempuran yang dialami gerakan Hamas, demikian menurut harian Israel.

Ha’aretz menambahkan bahwa selama agresi ke Jalur Gaza, dinas intelijen Israel bangga atas kerjasama yang kuat antara berbagai dinas intelijen dan tidak adanya halangan kontak antara mata-mata dan kesatuan-kesatuan intelijen lapangan. Pemrosesan informasi intelijen dilakukan dengan menghilangkah belenggu yang dibuat sebelumnya dan mencegah menggunaan informasi secara aktif.

Penghilangan belenggu selama agresi ke Jalur Gaza telah membantu mempercepat pelaksanaan aksi-ksi militer berdasarkan informasi intelijen, baik dengan menyerang anasir perlawanan saat melakukan serangan roket atau menyelamatkan serdadu Israel di dalam Gaza.

Penegasan sumber Ha’aretz ini didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan komandan militer Israel saat agresi. Yang intinya adalah bahwa agen intelijen Shabak atau bidang intelijen militer mengingatkan mereka pada waktu yang tepat dari aksi-aksi yang mengarah ke mereka atau menyelamatkan mereka. Menurut sumber Israel, pernyataan-pernyataan ini memiliki dimensi simbolis bagi para mata-mata yang berhasil terungkap keberadaannya dan dibunuh karena militer menggunakan informasi mereka dengan tidak hati-hati. Artinya, mereka lebih mengutamakan keamanan serdadunya dengan mengorbankan mata-mata, meskipun informasinya sangat berharga.

Menurut pendapat sumber Israel, apa yang dihadapi militer Israel selama agresi ke Jalur Gaza adalah “bahwa perang ini didahului peringatan”. Sementara sumber lain mengatakan militer Israel “mengerahkan segala hal untuk menyelamatkan nyawa serdadu Israel yang berperang di Jalur Gaza. Bahwa keamanan serdadu lebih penting dari keamanan mata-mata.”

Sumber lain mengatakan bahwa motornya adalah “terbunuhnya sebanyak mungkin orang Arab.” Itulah standar yang ditetapkan untuk melindungi nyawa orang yang bekerja dengan penjajah, bahwa nyawa mereka tidak lebih penting.

Sumber senior (mantan pejabat) intelijen Israel menegaskan kepada Ha’aretz tentang kondisi yang terjadi mirip masa lalu. Sumber ini mengatkan bahwa sudah sewajarnya user (intelijen) cemas atas nyawa orang yang bekerja padanya (mata-mata). Namun kadang-kadang terjadi pimpinan tinggi menunjukan perhatianlebih besar dengan standar-standar lain, seperti melindungi nyawa pasukan. Untuk itulah kemudin diambil keputusan yang berbeda.

Untuk membuktikan upaya penjajah Israel menggunakan informasi intelijen yang sampai padanya dari para mata-mata di Jalur Gaza, Ha’aretz mengisyaratkan upaya pembunuhan pemimpin sayap militer gerakan Hamas, Ahmad Ja’bari saat agresi ke Jalur Gaza. Ha’aretz mengatakan sedikitnya penjajah Israel sudah berupaya dua kali untuk membunuh Ja’bari, namun gagal.

Dalam dua upaya pembunuhan tersebut pesawat tempur Israel menjatuhkan dua bom masing-masing seberat satu ton ke bagungan di mana Ja’bari berada bersama sekelompok aktivis sayap militer al Qassam. Serangan ini mengakibatkan salah seorang anggota Hamas gugur. Namun Ja’bari berhasil lolos dari upaya pembunuhan ini.

Pada kali yang kedua, masih menurut harian Ha’aretz, dinas intelijen Israel mendapatkan informasi yang menyebutkan Ja’bari berada di kawasan sipil yang berdiri di atasnya sepuluh bangunan. Namun mata-mata Israel tidak bisa memastikan di bangunan yang mana Ja’bari berada di dalamnya. Militer Israel memutuskan menahan serangan ke kawasan tersebut. Meskipun ada yang meminta aksi dan serangan terhadap kawasan tersebut secara total agar bisa menimbulkan kerugian jiwa cukup besar.

Menurut Ha’aretz, informasi intelijen telah memberi petunjuk aksi pembunuhan pemimpin Hamas Nazal Rayyan, Mendagri Said Sheyam dan Shaleh Abu Syuraih. Ha’aretz menyebut aksi-aksi pembunuhan sebelumnya yang dilakukan militer Zionis Israel atas informasi para mata-mata di Jalur Gaza. Seperti pembunuhan Syaikh Ahmad Yasin – padahal siapapun tahu di mana dia shalat. Dan ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan besar menurut militer Israel. (seto)

Frustasi Bayangi Militer Israel


Infopalestina: Apa yang dilakukan tank-tank Israel di sejumlah wilayah di perbatasan Gaza, merupakan setrategi mereka dalam menghadapi perang dengan perlawanan. Taktik ini beberapa tahun yang lalu terbukti berhasil memberangus ratusan pejuang Palestina. Para pejuang mengira tank-tank Israel itu sudah dekat dengan permukiman, hingga mereka keluar menuju tempat terbuka untuk menghadapinya. Sesaat kemudian, pesawat pengintai tanpa awak milik Israel menggempur mereka dengan rudal-rudalnya hingga mereka gugur.

Pada saat yang sama, sejumlah sumber menyebutkan, militer Israel bertujuan memamerkan tank-tank mereka di depan kamp-kamp mereka yang berjumlah ribuan, untuk menipu pasukan perlawanan agar mau keluar dan menghadapi mereka di wilayah terbuka atau wilayah tanpa penghuni di dekat pantai. Dengan demikian pesawat-pesawat pengintai Israel dapat dengan leluasa menggempur mereka dari udara.

Sebagaimana disebutkan dalam laporan harian asy Syarq al Awsath (17/1/09), salah satu target terpenting militer Israel dalam serangannya ke Gaza adalah mendesak kelompok perlawanan agar mau keluar menuju wilayah terbuka, sehingga mereka dapat membunuhnya lebih banyak lagi. Diperkirakan, para pejuang sudah berpengalaman dan tidak mau mengulangi kesalahanya dua kali. Mereka tentu tidak mau menjadi bulan-bulanan pembantaian serdadu Zionis.

Beberapa radio Israel yang berbahasa Ibrani melansir pernyataan sejumlah pemimpin militer di wilayah selatan yang menyebutkan, ada perasaan prustasi yang meliputi sejumlah komandan militer Israel akibat keengganan pihak perlawanan memenuhi pancingan mereka. Sejumlah pasukan perlawanan malah bersembunyi di sejumlah terowongan dan banker atau menyelinap di gang-gang sempit permukiman. Hal ini tentu menyulitkan pesawat pengintai Israel atau apache mengendus keberadaan mereka. Padahal tujuan meluaskan jangkauan serangan dengan melakukan operasi perang darat adalah memancing pasukan perlawanan agar mau keluar dari persembunyiannya menuju wilayah terbuka, hingga militer Israel dapat mengumumkan tentang kerugian besar yang diderita pasukan perlawanan. (asy)

Israel Berdebat Soal Aksi Militer pada Hamas di Gaza

Menteri Pertahanan Islam Ehud Barak, dalam pertemuan dengan Presiden Austria Heinz Fischer yang berkunjung ke Israel, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan buru-buru mengambik keputusan melancarkan aksi militer ke Jalur Gaza. Media massaIsrael menukil dari Barak yang mengatakan,”Saya tidak takut melancarkan aksi militer di Gaza. Namun saya tidak akan terburu-buru ke Jalur Gaza.” Barak menambahkan, “Bila tercapai situasi tenang (antara Israel dan Palestina di perbatasan Gaza) maka akan direspon dengan situasi tenang. Bila terjadi pelanggaran gencatan, dan situasi menjadi semakin tegang, maka kami akan bertindak dengan bentuk, cara dan waktu yang benar.”

Seperti dikutip harian al Quds al Arabi (16/12), harian Yedeot Aharonot menyebutkan bahwa perdebatan sengit di Israel seputar aksi serangan militer ke Jalur Gaza karena dilatarbelakangi kampanya pemilihan internal dan semakin dekatnya waktu pemilu Israel sekitar dua bulan lagi.

Namun analis militer Israel di Yedeot Aharonot, Alex Fishman mengisyaratkan dalam analisanya bahwa pemilu Israel yang dekat ini tidak mendorong pengambilan keputusan serangan aksi militer ke Jalur Gaza.

Menteri Kependudukan Ze’ivi Boyem dari partai Kadima menyerukan dilakukan aksi militer ke Jalur Gaza segera. Dia menilai “gencatan senjata lebih buruk dari kondisi perang dan nampak jelas bahwa itu adalah khayalan yang berbahaya. Di mana selama gencatan senjata Hamas melanjutkan serangan. Bahkan tidak saja itu, Hamas mempersenjatai diri dan mengorganiasi diri untuk melakukan aksi-aksi terror lain.

Sementara itu Menteri Infrastruktur Israel Benyamin Ben Eliezer dari partai Buruh menyerang Menlu Israel yang juga Ketua Partai Kadima Tzepi Levni dan Wakil PM Israel Hayem Ramon, akibat seruang kedunya untuk melancarkan aksi militer ke Jalur Gaza menyusul serangan roket kelompok bersenjata Palestina ke wilayah selatan Israel.

Ben Eliezer mengatakan, “Barak sedang berdiri menghadap gendering perang yang ditabuh levni dan Ramon.” Dia menambahkan, “Ini adalah politik murahan dan politik pemilu. Pertanyaannya adalah apa yang seyogianya dilakukan untuk itu” dan melancarkan aksi militer.

Ben Eliezer menambahkan, “Semua orang yang menekan (untuk melancarkan aksi militer) melupakan istilah tanggung jawab nasional. Khususnya dalam hal ini, segala penghormatan harus diberikan kepada PM (Ehud Olmert. Karena sangat mungkin sekarang ini dia mengakhiri masa jabatannya sebagai kepala pemerintahan dengan melancarkan aksi militer di Jalur Gaza, namun dia menahan diri. Dia paling tidak memiliki perhitungan nasional yang lebih dibandingkan perhitungan politik.”

Chenel 1 televisi Israel mengutik dari sumber-sumber keamanan tingkat tinggi mengungkapkan bahwa militer Israel masih tetap siap untuk melaksanakan aksi militer. Namun para perwira senior menentang aksi ini. Terutama Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Gabi Eshkenazi. Sumber keamanan Israel mengatakan militer Israel saat ini sedang melakukan persiapan meluas untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadi eskalasi militer. (seto)

srael Lakukan Eksekusi Massal dalam Agresi ke Gaza


Gaza – Infopalestina: Eksekusi massal dilakukan pasukan penjajah Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina saat melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Agresi yang berlangsung selama 23 hari, dari 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009, itu telah membunuh 1330 warga Palestina dan melukao sekitar 6000 lainnya, sebagian besarnya adalah anak-anak dan kaum wanita, mayoritas besar adalah warga sipil yang terisolasi, yang tidak memiliki daya dan kekuatan apapun.

Kesaksian Korban Selamat

Kesaksian orang-orang yang selamat dari agresi Zionis Israel membuktikan bahwa militer Israel melakukan pembantaian terhadap keluarga-keluarga Palestina. Seperti yang terjadi pada beberapa keluarga al Samuni yang tinggal di kampung Zaitun, selatan kotaGaza. Keluarga-keluarga ini mengalami salah satu aksi kejahatan perang yang dilakukan militer Zionis Israel. Anggota keluarga ini dieksekusi secara massal.

Penderitaan keluarga-keluarga Samuni tidak berhenti sampai setelah dimakamkan jasad para syuhada dan kehancuran yang terjadi di daerah tersebut. Anggota keluarga ini seakan ditelan bumi. Mereka hilang dan belum kembali setelah perang usai. Pada saat yang sama, mereka tidak ada dalam daftar para syuhada dan korban luka yang berhasil ditemukan usai perang.

Salah satu keluarga ini, Hamdi Samuni, anak-anaknya lenyap. Tidak ada tim penolong yang datang ke daerah tersebut karena namanya tidak ada pada regu penolong meskipun para saksi mata menegaskan Hamdi gugur dalam pembantaian yang dilakukan serdadu Israel. Sementara nasib anak-anak dan istrinya juga belum diketahui hingga saat ini.

Salah seorang warga yang selama dari pembantaian, Nail Samuni, yang menyaksikan langsung pembunuhan Hamdi, menegaskan bahwa dia melihat dengan kedua matanya para serdadu Zionis Israel yang memburu Hamdi. Nail menceritakan pemandangan yang mengerikan jasad Hamdi yang dijadikan permainan bersama sejumlah syuhada lainnya.

Nail menceritakan, “Saya melihat para serdadu Israel saat menembahnya dan gugur. Kemudian mereka memindah-mindah jasadnya dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan buldoser. Mereka mengubur jasad korban kemudian menggalinya lagi dan selanjutnya dikubur kembali.”

Yang membuat warga setempat merasa aneh dan bertanya-tanya ada nasib kedua anak Hamdi dan istrinya yang hingga saat ini tidak jelas. Saksi mangatakan, “Kami tidak tahu apakah mereka gugur dalam pembantaian apa tidak. Jumlah warga yang dikumpulkan banyak. Namun mereka juga tidak ada di antara syuhada yang ditemukan dan mereka juga belum kembali hingga saat ini.”

Dia mengatakan, “Lembaga-lembaga bantuan datang ke sini membagikan bantuan dan makanan kepada warga. Mereka memanggil keluarga para syuhada dan korban luka. Namun tidak disebut nama Hamdi meskipun kami tahu dia gugur. Kemudian saya cek ke salah seorang petugas dan dia berkata pada saya, namanya tidak ada pada mereka.”

Bentuk eksekusi lainnya diceritakan saksi yang diagambarkan sebagai mengerikan. Dia mengatakan, “Sebagian korban yang terluka di luar rumah, lokasi di mana pelaksanaan eksekuti berlangsung terhadap warga setemat, mulai merangkak ketika serdadu Israel melepaskan tembakan ke arah mereka. Militer Israel mengejar mereka dan menyiksanya sebelum dieksekusi.”

Saksi menambahkan, “Mereka membunuh keluarga Walid Samuni. Mereka menghabisi Walid, ibu, ayah dan empat saudara perempurannya. Ketika dia hendak menyelamatkan diri, militer Israel mengejar dan menembaknya. Tidak cukup hanya di sini. Sebagian serdadu Israel turun dari kendaraan militer kemudian mengikat Walid dan menyerangnya dengan kendaraan melindas badannya.”

Setelah perang usai, remaja berusia 16 tahun ini ditemukan jasadnya tertimbun tanah. Nail mengatakan, “Kami temukan dia sebagaimana adanya masih utuh. Karena tubuhnya di dalam tanah. Namun ketika kami keluarga, tubuhnya terikat kuat dan semua bagian tubuhnya hancur dengan tanda-tanda telah terjadi penyiksaan yang mengerikan.”

Para saksi mata menyebutkan militer Israel menjadikan permainan warga Iyad Izet Samuni yang merangkap jauh dalam keadaan terluka. Ketika mereka melihatnya, salah militer Israel memerintahkan salah seorang anak buahnya untuk menhubungi ambulan melalui telepon genggam dan mereka langsung menembaknya. Setelah Palang Merah menemukan korban, kedua tangannya terikat ke belakang, kedua kakinya dipotong dan sebagian aggota tubuhnya tidak ada.

300 Warga Ditangkap

Sebuah lembaga Pusat Pembelaan Tahanan Palestina mengungkap bahwa pasukan penjajah Israel telah menangkap 300 warga Palestina saat melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Pasukan Israel membunuh sebagian tahanan Palestina selama agresi di lapangan.

Dalam laporan yang dirilis pada 24 Januari 2009 lalu, lembaga ini mengatakan bahwa pasukan penjajah Zionis Israel menggunakan sejumlah warga Palestina yang mereka tangkap dari rumah-rumah mereka serta di depan mata anak-anak, bocah-bocah dan wanita-wanita mereka, sebagai perisai hidup untuk melindungi mereka dari serangan perlawanan Palestina. Ini adalah pelanggaran nyata terhadap seluruh konvensi dan piagam internasional.

Menurut para saksi mata yang memberikan kesaksian kepada lembaga ini, pasukan penjajah Israel membunuh sejumlah tahanan baik secara individu maupun berjamaah. Para saksi mata juga menegaskan pasukan penjajah membunuh sebagian anak-anak dan wanita secara individu ketika memintanya keluar satu persatu dari rumah-rumah mereka. Kadang-kdang mereka mengumpulkan sejumlah warga Palestina sebagai tawanan dan menempatkan mereka di dalam satu rumah kemudian memberondong mereka dengan tembakan massif. Pada kesempatan yang lain mereka menghancurkan rumah bersama para tawanan yang ada di dalamnya dengan tembakan artileri hingga mereka gugur seketika. Sebagaimana yang terjadi pada salah satu keluarga Samuni di selatan kotaGaza.

Para saksi mata menyebutkan pasukan penjajah membunuh wanita dan anak-anak dalam perang dan agresinya ke Jalur Gaza secara sengaja dan sistematis. Buldoser-buldoserIsrael meratakan rumah-rumah di mana pasukan Israel menahan tawanan dan mengubur mereka dengan tanah. Ini membuktikan bahwa militer Israel telah melakukan kejahatan perang secara sitematis selama agresi dan perangnya ke Jalur Gaza. Dan itu mendapatkan perlindungan resmi dari institusi Israel dan pihak-pihak internasional yang memberikan payung pada kejahatan ini.

Kesaksian para saksi mata ini menjelaskan bahwa pasukan penjajah Israel menangkap dan menculik sejumlah tawanan Palestina selama agresi ke Jalur Gaza dalam keadaan terluka dan lukanya terbuka. Mereka sangat membutuhkan pengobatan yang semestinya. Para saksi mata menegaskan bahwa pasukan penjajah Israel sengaja membunuh, menghabisi dan memusnahkan keluarga-keluarga secara keseluruhan, tanpa peduli usia mereka. Militer Israel tidak mau menyerukan kepada para serdadunya untuk membebaskan dan meninggalkan mereka tetap hidup. (seto)

Analis Israel Menilai Perang Gaza Telah Memberikan Legitimasi untuk Hamas


Ha’aretz – Infopalestina: Harian Israel Ha’aretz, Sabtu (28/02), memuat tulisan seorang analis Israel, Aluf Ben, yang mengatakan bahwa pemerintah Olmert selama 3 tahun dari kekuasaannya telah mengambil tiga inisiatif langkah perang: perang Libanon kedua, serangan terhadap reaktor nuklir Suriah, dan agresi di Jalur Gaza. Dari semuanya memungkinkan bagi kita (Israel) mempelajari sebuah pelajaran yang sama: "masyarakat internasional" siap untuk mendukung operasi militer Israel, selama itu dilakukan dalam jangka pendek dan terfokus, dilakukan dari udara dan tidak menyebabkan pembunuhan warga sipil dalam jumlah massif.

Namun pada saat ini operasi itu berlangsung lama dan banyak laporan di media massa tentang korban sipil, Israel beralih menjadi pihak yang disalahkan, dari pihak yang terkena terror menjadi negara penjajah dan melakukan kekerasan.

Agresi di Gaza telah menyulut berbagai macam respons internasional yang sangat tajam, karena dua alasan. Pertama, karena perimbangan. Di mana Israel hanya menderita kerugian sangat kecil yang diakibatkan oleh serangan roket dari Gaza. Namun Israel membuat serangan balasan dengan pembunuhan dan kehancuran besar.

Kedua, para korban di Gaza adalah orang-orang Palestina yang menanggung tragedi tahun 1948, penjajahan (pendudukan) dan blokade ekonomi, dan mereka hanya hidup dari belas kasihan dunia, lebih besar dibandingkan dari Bashar al Assad (presiden Suriah) dan Hassan Nasrallah (Sekjen Hizbullah Libanon).

Berita yang baik adalah bahwa jika Israel menahan dirinya dan menyerap sepanjang waktu, dan maju dengan "kasus" yang meyakinkan Israel sebagai korban, maka dengan usahanya Israel memberikan belas kasih internasional yang memiliki efektifitas terbatas.

Disamping merusak citra Israel di media, agresi ke Jalur Gaza, juga merusak Israel dari segi politik. Berikut adalah sebagian daftar itu: hubungan dengan Turki terkena pukulan, Suriah menghentikan negosiasi tidak langsung yang dilakukan dengan Israel dengan mediator Turki, Mesir merasa terhina oleh langkah Olmert yang menghalangi cara untuk mencapai gencatan senjata di selatan, sementara Bolivia dan Venezuela telah memutus hubungan.

Tetapi ini adalah masalah kecil. Bahaya utama yang dialami Israel akibat agresi ke Jalur Gaza adalah legitimasi yang diberikan perang ini untuk Hamas sebagai penguasa di Jalur Gaza, mendorong membesarnya "pembicaraan rekonsiliasi" yang akan mengembalikan gerakan Hamas memimpin Palestina. Israel ingin mengisolasi yang menumbangkan Hamas. Dan sekarang Israel mengalami tekanan keras untuk membuka pelintasan-pelintasan ke Gaza dan membuka blokade.

Operasi ini direncanakan berakhir di masa jabatan Presiden George W. Bush berakhir, seaat sebelum masuknya Barak Obama di Gedung Putih. Penetapan waktu ini sudah sempurna, tapi hasilnya kurang dari itu.

Israel telah memulai dialog dengan Obama dari posisi bermasalah. Alih-alih kedatangan Menlu Hillary Clinton membicarakan penangkalan ancaman Iran, kunjungan pertamanya ke sini justru fokus pada membantu Palestina di Gaza, yang menjadi korban operasi Israel. Barang kali inilah bahaya terbesar yang terjadi. (seto)

100 Ribu Pekerja Meninggalkan Israel Selama Setahun


Alsafir – Infopalestina: Harian al Safir (01/03), menukil pendapat komentator ekonomi di harian Israel "Ma’arev" Zeev Klein, dia menjelaskan bahwa ternyata belakangan ini setiap harinya terlewati, selalu ada pertanda buruk pada kondisi ekonomi Israel.

Setelah dua hari dari pernyataan resmi tentang situasi stagnasi dalam perekonomian negara Israel, Biro Pusat Statistik Israel mengumumkan terjadinya kenaikan tajam tingkat angka pengangguran.

Dia menambahkan, "Data yang dipublikasikan menunjukkan bahwa situasi lebih berbahaya dari prediksi yang paling negatif yang disebarkan Departemen Keuangan dan Bank Israel. Situasi ini membuat sangat khawatir pimpinan negara Israel. Ini adalah kenyataan bahwa satu dari setiap lima orang dewasa Israel sekarang bekerja di luar keahliannya dan seperempat pengangguran menerima tunjangan pengangguran."

Klein mengatakan bahwa jika perkiraan Biro Statistik terealisasi, maka sampai akhir tahun 2009, jumlah orang yang menganggur akan melampaui 300 ribu penganggur. Yang berarti pengusiran sekitar 100 ribu pekerja dalam satu tahun.

Klein berpendapat bahwa verifikasi dalam situasi tersebut, menunjukan bahwa tidak mungkin untuk melihat cahaya di akhir terowongan .. Tidak mungkin memahami keseluruhan gambaran, menurut pendapat Klein, tanpa mengetahui bahwa 973 Israel bekerja pada 2008 dengan separoh tugas dan upah yang rendah. Sebagian dari mereka tanpa hak social. Ditambah 182 ribu orang tidak bekerja meski hanya satu jam saja pada kuartal terakhir tahun 2008.

Dari tanda-tanda krisis ekonomi yang membesar di Israel, adalah apa yang telah diumumkan bahwa tujuh dari setiap sepuluh pabrik kecil dan menengah mengalami masalah penyediaan keuangan, di mana sebagian dari mereka menghadapi bahaya penutupan sebenarnya.

Pembicaraan ini berkisar tentang tidak kurang dari 1.400 pabrik yang masing-masing menggunakan antara 20 dan 100 pekerja.

Kepada harian Ma’arev, presiden Federasi Industriawan Israel, menyampaikan bahwa Departemen Keuangan Israel selama tahun yang lalu telah menerima peringatan tentang krisis membesar. Namun menteri keuangan lebih memilih mengabaikan kenyataan ini, tidak memprediksi adanya resesi. Saat ini, perekonomian Israel harus membayar harga ketidakpedulian ini.

Menteri Keuangan Israel Roni Bar Owen memprediksi kas Israel tahun ini mengalami kerugian pemasukan pajak impor sekitar 30 miliar shekel (sekitar 7,5 miliar dolar).

Namun, kerugian ini tampaknya akan berlipat ganda apabila pengeluaran pemerintah bertambah karena kondisi ekonomi dan beban social. Hal ini mengarah kepada defisit anggaran sekitar 6% dari produk nasional kotor (sekitar 42 milyar shekel, atau lebih dari sepuluh miliar dolar).

Defisit ini mengharuskan pemerintah yang baru melakukan penurunan tajam pada item-item anggaram umum. (seto)

Israel – Amerika Ujicoba 3 Sistem Pertahanan Missil


Jerusalem – Infopalestina: Radio Israel hari ini, Selasa (14/04), menyebutkan bahwa entitas Zionis Israel dan Amerika Serikat selama tahun ini akan melaksanakan manuver militer yang diebutnya paling besar demi melakukan ujicoba 3 sistem pertahanan missil.

Menurut sumber-sumber Israel, manuver ini meliputi ujicoba peluncuran jenis perbaikan dari roket anti missil "Hits" milik Israel. ditambah ujicoba dua roket anti missil balistik milik Amerika Serikat: pertama jenis (THAAD) dan yang kedua sistem roket anti missil (AEGIS) yang diluncurkan dari kapal.

Manever militer ini dilakukan untuk untuk mengaktifkan sistem pertahanan 3 sitem pertahanan rudal Amerika dan Zionist secara bersama-sama, apabila Amerika memutuskan menempatkan system-sistem pertahanannya di entitas Zionis Israel di saat terjadi serangan dari Iran, seperti yang dilakukan Washington selama Perang Teluk pertama pada tahun 1991.

Sistem Pertahanan Rudal "Iron Dome"

Sumber-sumber Israel pada hari Jumat (10/4) melaporkan, Otoritas Pengembangan Alat Perang Israel "Rafael" mengkonfirmasikan bahwa sistem praktis penangkal missil jarak pendek yang pertama, yang dikenal dengan nama system "Iron Dome" akan mulai digunakan pada musim panas tahun 2010 mendatang.

Koresponden militer surat kabar Israel Ha'aretz, "Amos Harel”, Jumat (10/4), melaporkan bahwa "percobaan untuk menguji sistem buatan Israel tersebut, berhasil sukses bulan lalu. Direncanakan akan dilaksanakan percobaan lain di musim panas mendatang, termasuk penujian penangkal penuh granat roket.

Dinyatakan bahwa "Rafael" (pihak yang memproduksi sistem "Iron Dome") akan membekali angkatn udara Israel dengan sistem pertama dari jenis ini – sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan – pada akhir tahun ini.

Harian Israel ini menegaskan bahwa sistem ini sedianya digunakan untuk melindungi pemukiman Yahudi Sderot, Negev, dan mungkin daerah Ashkelon juga. (seto)