Ha’aretz – Infopalestina: Harian Israel Ha’aretz, Sabtu (28/02), memuat tulisan seorang analis Israel, Aluf Ben, yang mengatakan bahwa pemerintah Olmert selama 3 tahun dari kekuasaannya telah mengambil tiga inisiatif langkah perang: perang Libanon kedua, serangan terhadap reaktor nuklir Suriah, dan agresi di Jalur Gaza. Dari semuanya memungkinkan bagi kita (
Namun pada saat ini operasi itu berlangsung lama dan banyak laporan di media
Agresi di Gaza telah menyulut berbagai macam respons internasional yang sangat tajam, karena dua alasan. Pertama, karena perimbangan. Di mana
Kedua, para korban di Gaza adalah orang-orang Palestina yang menanggung tragedi tahun 1948, penjajahan (pendudukan) dan blokade ekonomi, dan mereka hanya hidup dari belas kasihan dunia, lebih besar dibandingkan dari Bashar al Assad (presiden Suriah) dan Hassan Nasrallah (Sekjen Hizbullah Libanon).
Berita yang baik adalah bahwa jika Israel menahan dirinya dan menyerap sepanjang waktu, dan maju dengan "kasus" yang meyakinkan Israel sebagai korban, maka dengan usahanya Israel memberikan belas kasih internasional yang memiliki efektifitas terbatas.
Disamping merusak citra
Tetapi ini adalah masalah kecil. Bahaya utama yang dialami Israel akibat agresi ke Jalur Gaza adalah legitimasi yang diberikan perang ini untuk Hamas sebagai penguasa di Jalur Gaza, mendorong membesarnya "pembicaraan rekonsiliasi" yang akan mengembalikan gerakan Hamas memimpin Palestina.
Operasi ini direncanakan berakhir di masa jabatan Presiden George W. Bush berakhir, seaat sebelum masuknya Barak Obama di Gedung Putih. Penetapan waktu ini sudah sempurna, tapi hasilnya kurang dari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar