Gaza – infopalestina; -Empatbelas orang menemui ajalnya salah satunya adalah seorang komandan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas dan lima anggota polisi. Sementara jumlah korban mencapai 120 orang. Mereka adalah korban kontak senjata antara polisi Jalur Gaza dengan kelompok bersenjata yang mengumumkan pembentukan entitas illegal di Jalur Gaza berpusat di Rafah.
Sumber-sumber medis di Departemen Kesehatan (Depkes) Palestina mengatakan kepada koresponden infopalestina bahwa “hasil korban kontak sejata antara polisi Jalur Gaza degan kelompok Takfir (kelompok yang mengkafirkan oang lain, red.) mencapai 14 korban meninggal. Diantarannya seoang komandan Al-Qassam, Muhammad Shamali (36) dan melukai lebih dari 120 orang lainnya, 20 lainnya dikentarai korban luka berat.”
Sumber-sumber itu juga menjelaskan bahwa kelompok perusuh ini yang memulai melepaskan tembakan dan menolak menyerahkan diri saat aparat keamanan memintanya untuk menghindari jatuhnya korban. Setelah itu, kelompok perusuh ini melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang menyebabkan salah satu aparat keamanan meninggal dunia.
Sumber-sumber terkait mengatakan, “Kelompok bersenjata sempat berlindung di Masjid Ibnu Taimiyah di Rafah. Di dalam masjid itu sendiri, Abdul Latif Musa, imam masjid, mengumumkan berdirinya entitas illegal dalam khutbahnya yang menkafirkan Hamas dan menuduhnya sudah murtad (keluar dari Islam,red.).” “Kelompok bersenjata itu menembaki pejalan kaki yang melintas di masjid sehingga beberapa orang terluka,” tambah sumber tersebut.
Masih tambah sumber, aparat keamanan terus mengepung masjid dan meminta kelompok bersenjata ini menyerahkan diri dan mematuhi hukum tanpa perlawanan. Namun permintaan itu disambut dengan tembakan membabi buta sehingga jumlah korban bertambah dan seorang warga dalam kondisi mati suri.
Orang-orang bersenjata ini, masih lanjut sumber-sumber tadi, meminta salah satu komandan Al-Qassam di Rafah, Muhammad Shamali untuk menjadi penengah. Namun setelah melihat sang komandan datang, kelompok bersenjata ini melepaskan pelontar roket jenis RPG sehingga ia gugur syahid.
Setelah berhasil menguasai lokasi kejadian, aparat keamanan mengejar kelompok perusuh dan menguasai tempat-tempat yang dijadikan pertahanan mereka. Lokasi kejadian sudah steril dan beberapa lainnya sudah ditangkap.
Ehab Ghasen, juru bicara Departemen Dalam Negeri (Depdagri) menegaskan bahwa peristiwa kontak senjata ini berakhir dengan dikuasainya wilayah yang menjadi perlindungan kelompok Takfir. Ia juga mengatakan bahwa lima anggota polisi meninggal dunia saat menjalankan tugasnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa sebuah ledakan besar terjadi di rumah Musa karena bom yang meledak di dalam rumah tersebut.
"Kami tidak akan Izinkan Orang Melanggar Hukum"
Sebelumnya diberitakan juga bahwa Hamas tidak akan mengizinkan siapapun di Jalur Gaza menerapkan hukum dengan tangannya sendiri. Karena penegakkan hukum adalah wewenang aparat keamanan.
Penegasan ini datang setelah pengumuman Depdagri Palestina di Jalur Gaza yang menyebutkan bahwa Abdul Latif Musa, asal Rafah, mengumumkan berdirinya entitas yang bernama “imarah Islam (negara Islam)”.
Dr. Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas dalam keterangan khusus kepada koresponden infopalestina kemarin, Jum’at (14/8) mengatakan bahwa pernyataan Musa merupakan kesalahan berpikir yang tidak ada hubungannya dengan pihak luar. Ia juga menekankan bahwa tidak diperkenankan kepada siapapun untuk menerapkan hukum dengan caranya sendiri. Sebab masalah ini tanggungjawab pihak keamanan.
Sebelumnya, pihak Depdagri menegaskan bahwa siapa saja yang melanggar hukum dan membawa senjata untuk melakukan kerusuhan, maka ditindak dan ditahan. (AMRais)