Minggu, 16 Agustus 2009

Israel Berdebat Soal Aksi Militer pada Hamas di Gaza

Menteri Pertahanan Islam Ehud Barak, dalam pertemuan dengan Presiden Austria Heinz Fischer yang berkunjung ke Israel, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan buru-buru mengambik keputusan melancarkan aksi militer ke Jalur Gaza. Media massaIsrael menukil dari Barak yang mengatakan,”Saya tidak takut melancarkan aksi militer di Gaza. Namun saya tidak akan terburu-buru ke Jalur Gaza.” Barak menambahkan, “Bila tercapai situasi tenang (antara Israel dan Palestina di perbatasan Gaza) maka akan direspon dengan situasi tenang. Bila terjadi pelanggaran gencatan, dan situasi menjadi semakin tegang, maka kami akan bertindak dengan bentuk, cara dan waktu yang benar.”

Seperti dikutip harian al Quds al Arabi (16/12), harian Yedeot Aharonot menyebutkan bahwa perdebatan sengit di Israel seputar aksi serangan militer ke Jalur Gaza karena dilatarbelakangi kampanya pemilihan internal dan semakin dekatnya waktu pemilu Israel sekitar dua bulan lagi.

Namun analis militer Israel di Yedeot Aharonot, Alex Fishman mengisyaratkan dalam analisanya bahwa pemilu Israel yang dekat ini tidak mendorong pengambilan keputusan serangan aksi militer ke Jalur Gaza.

Menteri Kependudukan Ze’ivi Boyem dari partai Kadima menyerukan dilakukan aksi militer ke Jalur Gaza segera. Dia menilai “gencatan senjata lebih buruk dari kondisi perang dan nampak jelas bahwa itu adalah khayalan yang berbahaya. Di mana selama gencatan senjata Hamas melanjutkan serangan. Bahkan tidak saja itu, Hamas mempersenjatai diri dan mengorganiasi diri untuk melakukan aksi-aksi terror lain.

Sementara itu Menteri Infrastruktur Israel Benyamin Ben Eliezer dari partai Buruh menyerang Menlu Israel yang juga Ketua Partai Kadima Tzepi Levni dan Wakil PM Israel Hayem Ramon, akibat seruang kedunya untuk melancarkan aksi militer ke Jalur Gaza menyusul serangan roket kelompok bersenjata Palestina ke wilayah selatan Israel.

Ben Eliezer mengatakan, “Barak sedang berdiri menghadap gendering perang yang ditabuh levni dan Ramon.” Dia menambahkan, “Ini adalah politik murahan dan politik pemilu. Pertanyaannya adalah apa yang seyogianya dilakukan untuk itu” dan melancarkan aksi militer.

Ben Eliezer menambahkan, “Semua orang yang menekan (untuk melancarkan aksi militer) melupakan istilah tanggung jawab nasional. Khususnya dalam hal ini, segala penghormatan harus diberikan kepada PM (Ehud Olmert. Karena sangat mungkin sekarang ini dia mengakhiri masa jabatannya sebagai kepala pemerintahan dengan melancarkan aksi militer di Jalur Gaza, namun dia menahan diri. Dia paling tidak memiliki perhitungan nasional yang lebih dibandingkan perhitungan politik.”

Chenel 1 televisi Israel mengutik dari sumber-sumber keamanan tingkat tinggi mengungkapkan bahwa militer Israel masih tetap siap untuk melaksanakan aksi militer. Namun para perwira senior menentang aksi ini. Terutama Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Gabi Eshkenazi. Sumber keamanan Israel mengatakan militer Israel saat ini sedang melakukan persiapan meluas untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadi eskalasi militer. (seto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar