Kepada kantor berita Aljazeera, Ahad (16/08), sumber yang tidak mau disebutkan namanya ini mengatakan bahwa dukumen tersebut sudah disampaikan dalam sidang pemerintah Haniyah dua bulan yang lalu. Saat itu diusulkan untuk melakukan dialog dengan kelompok tersebut dan melakukan upaya untuk menjauhkannya dari cara-cara “menyerang secara ekstrim dan mengkafirkan”.
Sumber ini juga menyebutkan adanya mediasi dari para ulama agama dan para pemimpin di Komite Perlawanan Rakyat namun menemui kegagalan. Yang diikuti dengan pendeklarasian “Negara Islam” yang dilakukan oleh pemipin kelompok inim Abdul Latif Musa, dimulai dari Fatah. Musa sendiri dari anggota jamaah lainnya terbunuh dalam
Dinas keamanan pemerintah Haniyah terus melakukan penyisiran secara meluas untuk menangkap anggota yang belum diketahui dari kelompok yang dikhawatirkan melanjutkan aktivitasnya ini.
Masih menurut sumber, dinas keamanan pemerintah mendapatkan korespondensi khusus tentang kelompok ini, yang isinya mengajak memerangi pemerintah, melakukan kekacauan, mempengaruhi anggota Brigade al Qassam dan gerakan Hamas untuk bergabung dengannya. Korespondensi ini juga berbicara tentang informasi yang menyebutkan bahwa kelompok ini mendapatkan dana dan peralatan dari intelijen sebuah negara Arab dan orang-orang dekat Muhammad Dahlan.
Dua bulan yang lalu kelompok ini menyatakan bertanggung jawab dalam peledakan perta pernikahan di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar