Minggu, 16 Agustus 2009

Israel Korbankan Mata-matanya di Gaza untuk Lindungi Nyawa Serdadunya


Jerusalem – Infopalestina: Berbagai sumber media Israel menyebutkan dinas intelijen Zionis Israel memanfaatkan jasa mata-mata untuk mendapatkan informasi di Jalur Gaza selama melancarkan agersinya ke Jalur Gaza. Bahkan informasi ini diperlukan untuk melindungi nyawa para serdadunya. Meskipun hal itu harus mengorbankan apa yang disebut intelijen Israel sebagai “sumber-sumber berharga” yang berhasil diungkap dan dihabisi Hamas.

Harian Israel Ha’aretz menukil dari sumber-sumber intelijen Israel yang mengatakan, “penggunaan informasi tersebut sangat penting untuk menyelamatkan nyawa serdadu yang menghadapi bahaya sesungguhnya selama agresi.” Sumber-sumber ini mengatakan bahwa Hamas berhasil mengungkap puluhan mata-mata yang membantu pasukan penjajah Zionis Israel selama agresi ke Jalur Gaza dan berhasil menghabisinya, di antara mereka adalah anasir dari gerakan Fatah.

Dinas intelijen Israel berkali-kali melontarkan tuduhan-tuduhan, yang diwakili oleh Yaser Abdu Rabih, sekjen dewan eksekutif PLO, kepada Hamas bahwa gerakan ini telah menjadikan masjid-masjid dan kampus-kampus sebagai tempat untuk menginterogasi anasir Fatah, kemudian menyiksa dan menembak kaki-kaki mereka.

Intelijen Israel menambahkan bahwa Hamas menuduh mereka ikut dalam pembantaian warga sipil Palestina. Yaitu dengan bekerjasama dengan penjajah selama agresi atau menunjukan kegembiraan atas gempuran yang dialami gerakan Hamas, demikian menurut harian Israel.

Ha’aretz menambahkan bahwa selama agresi ke Jalur Gaza, dinas intelijen Israel bangga atas kerjasama yang kuat antara berbagai dinas intelijen dan tidak adanya halangan kontak antara mata-mata dan kesatuan-kesatuan intelijen lapangan. Pemrosesan informasi intelijen dilakukan dengan menghilangkah belenggu yang dibuat sebelumnya dan mencegah menggunaan informasi secara aktif.

Penghilangan belenggu selama agresi ke Jalur Gaza telah membantu mempercepat pelaksanaan aksi-ksi militer berdasarkan informasi intelijen, baik dengan menyerang anasir perlawanan saat melakukan serangan roket atau menyelamatkan serdadu Israel di dalam Gaza.

Penegasan sumber Ha’aretz ini didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan komandan militer Israel saat agresi. Yang intinya adalah bahwa agen intelijen Shabak atau bidang intelijen militer mengingatkan mereka pada waktu yang tepat dari aksi-aksi yang mengarah ke mereka atau menyelamatkan mereka. Menurut sumber Israel, pernyataan-pernyataan ini memiliki dimensi simbolis bagi para mata-mata yang berhasil terungkap keberadaannya dan dibunuh karena militer menggunakan informasi mereka dengan tidak hati-hati. Artinya, mereka lebih mengutamakan keamanan serdadunya dengan mengorbankan mata-mata, meskipun informasinya sangat berharga.

Menurut pendapat sumber Israel, apa yang dihadapi militer Israel selama agresi ke Jalur Gaza adalah “bahwa perang ini didahului peringatan”. Sementara sumber lain mengatakan militer Israel “mengerahkan segala hal untuk menyelamatkan nyawa serdadu Israel yang berperang di Jalur Gaza. Bahwa keamanan serdadu lebih penting dari keamanan mata-mata.”

Sumber lain mengatakan bahwa motornya adalah “terbunuhnya sebanyak mungkin orang Arab.” Itulah standar yang ditetapkan untuk melindungi nyawa orang yang bekerja dengan penjajah, bahwa nyawa mereka tidak lebih penting.

Sumber senior (mantan pejabat) intelijen Israel menegaskan kepada Ha’aretz tentang kondisi yang terjadi mirip masa lalu. Sumber ini mengatkan bahwa sudah sewajarnya user (intelijen) cemas atas nyawa orang yang bekerja padanya (mata-mata). Namun kadang-kadang terjadi pimpinan tinggi menunjukan perhatianlebih besar dengan standar-standar lain, seperti melindungi nyawa pasukan. Untuk itulah kemudin diambil keputusan yang berbeda.

Untuk membuktikan upaya penjajah Israel menggunakan informasi intelijen yang sampai padanya dari para mata-mata di Jalur Gaza, Ha’aretz mengisyaratkan upaya pembunuhan pemimpin sayap militer gerakan Hamas, Ahmad Ja’bari saat agresi ke Jalur Gaza. Ha’aretz mengatakan sedikitnya penjajah Israel sudah berupaya dua kali untuk membunuh Ja’bari, namun gagal.

Dalam dua upaya pembunuhan tersebut pesawat tempur Israel menjatuhkan dua bom masing-masing seberat satu ton ke bagungan di mana Ja’bari berada bersama sekelompok aktivis sayap militer al Qassam. Serangan ini mengakibatkan salah seorang anggota Hamas gugur. Namun Ja’bari berhasil lolos dari upaya pembunuhan ini.

Pada kali yang kedua, masih menurut harian Ha’aretz, dinas intelijen Israel mendapatkan informasi yang menyebutkan Ja’bari berada di kawasan sipil yang berdiri di atasnya sepuluh bangunan. Namun mata-mata Israel tidak bisa memastikan di bangunan yang mana Ja’bari berada di dalamnya. Militer Israel memutuskan menahan serangan ke kawasan tersebut. Meskipun ada yang meminta aksi dan serangan terhadap kawasan tersebut secara total agar bisa menimbulkan kerugian jiwa cukup besar.

Menurut Ha’aretz, informasi intelijen telah memberi petunjuk aksi pembunuhan pemimpin Hamas Nazal Rayyan, Mendagri Said Sheyam dan Shaleh Abu Syuraih. Ha’aretz menyebut aksi-aksi pembunuhan sebelumnya yang dilakukan militer Zionis Israel atas informasi para mata-mata di Jalur Gaza. Seperti pembunuhan Syaikh Ahmad Yasin – padahal siapapun tahu di mana dia shalat. Dan ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan besar menurut militer Israel. (seto)

Frustasi Bayangi Militer Israel


Infopalestina: Apa yang dilakukan tank-tank Israel di sejumlah wilayah di perbatasan Gaza, merupakan setrategi mereka dalam menghadapi perang dengan perlawanan. Taktik ini beberapa tahun yang lalu terbukti berhasil memberangus ratusan pejuang Palestina. Para pejuang mengira tank-tank Israel itu sudah dekat dengan permukiman, hingga mereka keluar menuju tempat terbuka untuk menghadapinya. Sesaat kemudian, pesawat pengintai tanpa awak milik Israel menggempur mereka dengan rudal-rudalnya hingga mereka gugur.

Pada saat yang sama, sejumlah sumber menyebutkan, militer Israel bertujuan memamerkan tank-tank mereka di depan kamp-kamp mereka yang berjumlah ribuan, untuk menipu pasukan perlawanan agar mau keluar dan menghadapi mereka di wilayah terbuka atau wilayah tanpa penghuni di dekat pantai. Dengan demikian pesawat-pesawat pengintai Israel dapat dengan leluasa menggempur mereka dari udara.

Sebagaimana disebutkan dalam laporan harian asy Syarq al Awsath (17/1/09), salah satu target terpenting militer Israel dalam serangannya ke Gaza adalah mendesak kelompok perlawanan agar mau keluar menuju wilayah terbuka, sehingga mereka dapat membunuhnya lebih banyak lagi. Diperkirakan, para pejuang sudah berpengalaman dan tidak mau mengulangi kesalahanya dua kali. Mereka tentu tidak mau menjadi bulan-bulanan pembantaian serdadu Zionis.

Beberapa radio Israel yang berbahasa Ibrani melansir pernyataan sejumlah pemimpin militer di wilayah selatan yang menyebutkan, ada perasaan prustasi yang meliputi sejumlah komandan militer Israel akibat keengganan pihak perlawanan memenuhi pancingan mereka. Sejumlah pasukan perlawanan malah bersembunyi di sejumlah terowongan dan banker atau menyelinap di gang-gang sempit permukiman. Hal ini tentu menyulitkan pesawat pengintai Israel atau apache mengendus keberadaan mereka. Padahal tujuan meluaskan jangkauan serangan dengan melakukan operasi perang darat adalah memancing pasukan perlawanan agar mau keluar dari persembunyiannya menuju wilayah terbuka, hingga militer Israel dapat mengumumkan tentang kerugian besar yang diderita pasukan perlawanan. (asy)

Israel Berdebat Soal Aksi Militer pada Hamas di Gaza

Menteri Pertahanan Islam Ehud Barak, dalam pertemuan dengan Presiden Austria Heinz Fischer yang berkunjung ke Israel, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan buru-buru mengambik keputusan melancarkan aksi militer ke Jalur Gaza. Media massaIsrael menukil dari Barak yang mengatakan,”Saya tidak takut melancarkan aksi militer di Gaza. Namun saya tidak akan terburu-buru ke Jalur Gaza.” Barak menambahkan, “Bila tercapai situasi tenang (antara Israel dan Palestina di perbatasan Gaza) maka akan direspon dengan situasi tenang. Bila terjadi pelanggaran gencatan, dan situasi menjadi semakin tegang, maka kami akan bertindak dengan bentuk, cara dan waktu yang benar.”

Seperti dikutip harian al Quds al Arabi (16/12), harian Yedeot Aharonot menyebutkan bahwa perdebatan sengit di Israel seputar aksi serangan militer ke Jalur Gaza karena dilatarbelakangi kampanya pemilihan internal dan semakin dekatnya waktu pemilu Israel sekitar dua bulan lagi.

Namun analis militer Israel di Yedeot Aharonot, Alex Fishman mengisyaratkan dalam analisanya bahwa pemilu Israel yang dekat ini tidak mendorong pengambilan keputusan serangan aksi militer ke Jalur Gaza.

Menteri Kependudukan Ze’ivi Boyem dari partai Kadima menyerukan dilakukan aksi militer ke Jalur Gaza segera. Dia menilai “gencatan senjata lebih buruk dari kondisi perang dan nampak jelas bahwa itu adalah khayalan yang berbahaya. Di mana selama gencatan senjata Hamas melanjutkan serangan. Bahkan tidak saja itu, Hamas mempersenjatai diri dan mengorganiasi diri untuk melakukan aksi-aksi terror lain.

Sementara itu Menteri Infrastruktur Israel Benyamin Ben Eliezer dari partai Buruh menyerang Menlu Israel yang juga Ketua Partai Kadima Tzepi Levni dan Wakil PM Israel Hayem Ramon, akibat seruang kedunya untuk melancarkan aksi militer ke Jalur Gaza menyusul serangan roket kelompok bersenjata Palestina ke wilayah selatan Israel.

Ben Eliezer mengatakan, “Barak sedang berdiri menghadap gendering perang yang ditabuh levni dan Ramon.” Dia menambahkan, “Ini adalah politik murahan dan politik pemilu. Pertanyaannya adalah apa yang seyogianya dilakukan untuk itu” dan melancarkan aksi militer.

Ben Eliezer menambahkan, “Semua orang yang menekan (untuk melancarkan aksi militer) melupakan istilah tanggung jawab nasional. Khususnya dalam hal ini, segala penghormatan harus diberikan kepada PM (Ehud Olmert. Karena sangat mungkin sekarang ini dia mengakhiri masa jabatannya sebagai kepala pemerintahan dengan melancarkan aksi militer di Jalur Gaza, namun dia menahan diri. Dia paling tidak memiliki perhitungan nasional yang lebih dibandingkan perhitungan politik.”

Chenel 1 televisi Israel mengutik dari sumber-sumber keamanan tingkat tinggi mengungkapkan bahwa militer Israel masih tetap siap untuk melaksanakan aksi militer. Namun para perwira senior menentang aksi ini. Terutama Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Gabi Eshkenazi. Sumber keamanan Israel mengatakan militer Israel saat ini sedang melakukan persiapan meluas untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadi eskalasi militer. (seto)

srael Lakukan Eksekusi Massal dalam Agresi ke Gaza


Gaza – Infopalestina: Eksekusi massal dilakukan pasukan penjajah Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina saat melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Agresi yang berlangsung selama 23 hari, dari 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009, itu telah membunuh 1330 warga Palestina dan melukao sekitar 6000 lainnya, sebagian besarnya adalah anak-anak dan kaum wanita, mayoritas besar adalah warga sipil yang terisolasi, yang tidak memiliki daya dan kekuatan apapun.

Kesaksian Korban Selamat

Kesaksian orang-orang yang selamat dari agresi Zionis Israel membuktikan bahwa militer Israel melakukan pembantaian terhadap keluarga-keluarga Palestina. Seperti yang terjadi pada beberapa keluarga al Samuni yang tinggal di kampung Zaitun, selatan kotaGaza. Keluarga-keluarga ini mengalami salah satu aksi kejahatan perang yang dilakukan militer Zionis Israel. Anggota keluarga ini dieksekusi secara massal.

Penderitaan keluarga-keluarga Samuni tidak berhenti sampai setelah dimakamkan jasad para syuhada dan kehancuran yang terjadi di daerah tersebut. Anggota keluarga ini seakan ditelan bumi. Mereka hilang dan belum kembali setelah perang usai. Pada saat yang sama, mereka tidak ada dalam daftar para syuhada dan korban luka yang berhasil ditemukan usai perang.

Salah satu keluarga ini, Hamdi Samuni, anak-anaknya lenyap. Tidak ada tim penolong yang datang ke daerah tersebut karena namanya tidak ada pada regu penolong meskipun para saksi mata menegaskan Hamdi gugur dalam pembantaian yang dilakukan serdadu Israel. Sementara nasib anak-anak dan istrinya juga belum diketahui hingga saat ini.

Salah seorang warga yang selama dari pembantaian, Nail Samuni, yang menyaksikan langsung pembunuhan Hamdi, menegaskan bahwa dia melihat dengan kedua matanya para serdadu Zionis Israel yang memburu Hamdi. Nail menceritakan pemandangan yang mengerikan jasad Hamdi yang dijadikan permainan bersama sejumlah syuhada lainnya.

Nail menceritakan, “Saya melihat para serdadu Israel saat menembahnya dan gugur. Kemudian mereka memindah-mindah jasadnya dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan buldoser. Mereka mengubur jasad korban kemudian menggalinya lagi dan selanjutnya dikubur kembali.”

Yang membuat warga setempat merasa aneh dan bertanya-tanya ada nasib kedua anak Hamdi dan istrinya yang hingga saat ini tidak jelas. Saksi mangatakan, “Kami tidak tahu apakah mereka gugur dalam pembantaian apa tidak. Jumlah warga yang dikumpulkan banyak. Namun mereka juga tidak ada di antara syuhada yang ditemukan dan mereka juga belum kembali hingga saat ini.”

Dia mengatakan, “Lembaga-lembaga bantuan datang ke sini membagikan bantuan dan makanan kepada warga. Mereka memanggil keluarga para syuhada dan korban luka. Namun tidak disebut nama Hamdi meskipun kami tahu dia gugur. Kemudian saya cek ke salah seorang petugas dan dia berkata pada saya, namanya tidak ada pada mereka.”

Bentuk eksekusi lainnya diceritakan saksi yang diagambarkan sebagai mengerikan. Dia mengatakan, “Sebagian korban yang terluka di luar rumah, lokasi di mana pelaksanaan eksekuti berlangsung terhadap warga setemat, mulai merangkak ketika serdadu Israel melepaskan tembakan ke arah mereka. Militer Israel mengejar mereka dan menyiksanya sebelum dieksekusi.”

Saksi menambahkan, “Mereka membunuh keluarga Walid Samuni. Mereka menghabisi Walid, ibu, ayah dan empat saudara perempurannya. Ketika dia hendak menyelamatkan diri, militer Israel mengejar dan menembaknya. Tidak cukup hanya di sini. Sebagian serdadu Israel turun dari kendaraan militer kemudian mengikat Walid dan menyerangnya dengan kendaraan melindas badannya.”

Setelah perang usai, remaja berusia 16 tahun ini ditemukan jasadnya tertimbun tanah. Nail mengatakan, “Kami temukan dia sebagaimana adanya masih utuh. Karena tubuhnya di dalam tanah. Namun ketika kami keluarga, tubuhnya terikat kuat dan semua bagian tubuhnya hancur dengan tanda-tanda telah terjadi penyiksaan yang mengerikan.”

Para saksi mata menyebutkan militer Israel menjadikan permainan warga Iyad Izet Samuni yang merangkap jauh dalam keadaan terluka. Ketika mereka melihatnya, salah militer Israel memerintahkan salah seorang anak buahnya untuk menhubungi ambulan melalui telepon genggam dan mereka langsung menembaknya. Setelah Palang Merah menemukan korban, kedua tangannya terikat ke belakang, kedua kakinya dipotong dan sebagian aggota tubuhnya tidak ada.

300 Warga Ditangkap

Sebuah lembaga Pusat Pembelaan Tahanan Palestina mengungkap bahwa pasukan penjajah Israel telah menangkap 300 warga Palestina saat melancarkan agresi ke Jalur Gaza. Pasukan Israel membunuh sebagian tahanan Palestina selama agresi di lapangan.

Dalam laporan yang dirilis pada 24 Januari 2009 lalu, lembaga ini mengatakan bahwa pasukan penjajah Zionis Israel menggunakan sejumlah warga Palestina yang mereka tangkap dari rumah-rumah mereka serta di depan mata anak-anak, bocah-bocah dan wanita-wanita mereka, sebagai perisai hidup untuk melindungi mereka dari serangan perlawanan Palestina. Ini adalah pelanggaran nyata terhadap seluruh konvensi dan piagam internasional.

Menurut para saksi mata yang memberikan kesaksian kepada lembaga ini, pasukan penjajah Israel membunuh sejumlah tahanan baik secara individu maupun berjamaah. Para saksi mata juga menegaskan pasukan penjajah membunuh sebagian anak-anak dan wanita secara individu ketika memintanya keluar satu persatu dari rumah-rumah mereka. Kadang-kdang mereka mengumpulkan sejumlah warga Palestina sebagai tawanan dan menempatkan mereka di dalam satu rumah kemudian memberondong mereka dengan tembakan massif. Pada kesempatan yang lain mereka menghancurkan rumah bersama para tawanan yang ada di dalamnya dengan tembakan artileri hingga mereka gugur seketika. Sebagaimana yang terjadi pada salah satu keluarga Samuni di selatan kotaGaza.

Para saksi mata menyebutkan pasukan penjajah membunuh wanita dan anak-anak dalam perang dan agresinya ke Jalur Gaza secara sengaja dan sistematis. Buldoser-buldoserIsrael meratakan rumah-rumah di mana pasukan Israel menahan tawanan dan mengubur mereka dengan tanah. Ini membuktikan bahwa militer Israel telah melakukan kejahatan perang secara sitematis selama agresi dan perangnya ke Jalur Gaza. Dan itu mendapatkan perlindungan resmi dari institusi Israel dan pihak-pihak internasional yang memberikan payung pada kejahatan ini.

Kesaksian para saksi mata ini menjelaskan bahwa pasukan penjajah Israel menangkap dan menculik sejumlah tawanan Palestina selama agresi ke Jalur Gaza dalam keadaan terluka dan lukanya terbuka. Mereka sangat membutuhkan pengobatan yang semestinya. Para saksi mata menegaskan bahwa pasukan penjajah Israel sengaja membunuh, menghabisi dan memusnahkan keluarga-keluarga secara keseluruhan, tanpa peduli usia mereka. Militer Israel tidak mau menyerukan kepada para serdadunya untuk membebaskan dan meninggalkan mereka tetap hidup. (seto)

Analis Israel Menilai Perang Gaza Telah Memberikan Legitimasi untuk Hamas


Ha’aretz – Infopalestina: Harian Israel Ha’aretz, Sabtu (28/02), memuat tulisan seorang analis Israel, Aluf Ben, yang mengatakan bahwa pemerintah Olmert selama 3 tahun dari kekuasaannya telah mengambil tiga inisiatif langkah perang: perang Libanon kedua, serangan terhadap reaktor nuklir Suriah, dan agresi di Jalur Gaza. Dari semuanya memungkinkan bagi kita (Israel) mempelajari sebuah pelajaran yang sama: "masyarakat internasional" siap untuk mendukung operasi militer Israel, selama itu dilakukan dalam jangka pendek dan terfokus, dilakukan dari udara dan tidak menyebabkan pembunuhan warga sipil dalam jumlah massif.

Namun pada saat ini operasi itu berlangsung lama dan banyak laporan di media massa tentang korban sipil, Israel beralih menjadi pihak yang disalahkan, dari pihak yang terkena terror menjadi negara penjajah dan melakukan kekerasan.

Agresi di Gaza telah menyulut berbagai macam respons internasional yang sangat tajam, karena dua alasan. Pertama, karena perimbangan. Di mana Israel hanya menderita kerugian sangat kecil yang diakibatkan oleh serangan roket dari Gaza. Namun Israel membuat serangan balasan dengan pembunuhan dan kehancuran besar.

Kedua, para korban di Gaza adalah orang-orang Palestina yang menanggung tragedi tahun 1948, penjajahan (pendudukan) dan blokade ekonomi, dan mereka hanya hidup dari belas kasihan dunia, lebih besar dibandingkan dari Bashar al Assad (presiden Suriah) dan Hassan Nasrallah (Sekjen Hizbullah Libanon).

Berita yang baik adalah bahwa jika Israel menahan dirinya dan menyerap sepanjang waktu, dan maju dengan "kasus" yang meyakinkan Israel sebagai korban, maka dengan usahanya Israel memberikan belas kasih internasional yang memiliki efektifitas terbatas.

Disamping merusak citra Israel di media, agresi ke Jalur Gaza, juga merusak Israel dari segi politik. Berikut adalah sebagian daftar itu: hubungan dengan Turki terkena pukulan, Suriah menghentikan negosiasi tidak langsung yang dilakukan dengan Israel dengan mediator Turki, Mesir merasa terhina oleh langkah Olmert yang menghalangi cara untuk mencapai gencatan senjata di selatan, sementara Bolivia dan Venezuela telah memutus hubungan.

Tetapi ini adalah masalah kecil. Bahaya utama yang dialami Israel akibat agresi ke Jalur Gaza adalah legitimasi yang diberikan perang ini untuk Hamas sebagai penguasa di Jalur Gaza, mendorong membesarnya "pembicaraan rekonsiliasi" yang akan mengembalikan gerakan Hamas memimpin Palestina. Israel ingin mengisolasi yang menumbangkan Hamas. Dan sekarang Israel mengalami tekanan keras untuk membuka pelintasan-pelintasan ke Gaza dan membuka blokade.

Operasi ini direncanakan berakhir di masa jabatan Presiden George W. Bush berakhir, seaat sebelum masuknya Barak Obama di Gedung Putih. Penetapan waktu ini sudah sempurna, tapi hasilnya kurang dari itu.

Israel telah memulai dialog dengan Obama dari posisi bermasalah. Alih-alih kedatangan Menlu Hillary Clinton membicarakan penangkalan ancaman Iran, kunjungan pertamanya ke sini justru fokus pada membantu Palestina di Gaza, yang menjadi korban operasi Israel. Barang kali inilah bahaya terbesar yang terjadi. (seto)

100 Ribu Pekerja Meninggalkan Israel Selama Setahun


Alsafir – Infopalestina: Harian al Safir (01/03), menukil pendapat komentator ekonomi di harian Israel "Ma’arev" Zeev Klein, dia menjelaskan bahwa ternyata belakangan ini setiap harinya terlewati, selalu ada pertanda buruk pada kondisi ekonomi Israel.

Setelah dua hari dari pernyataan resmi tentang situasi stagnasi dalam perekonomian negara Israel, Biro Pusat Statistik Israel mengumumkan terjadinya kenaikan tajam tingkat angka pengangguran.

Dia menambahkan, "Data yang dipublikasikan menunjukkan bahwa situasi lebih berbahaya dari prediksi yang paling negatif yang disebarkan Departemen Keuangan dan Bank Israel. Situasi ini membuat sangat khawatir pimpinan negara Israel. Ini adalah kenyataan bahwa satu dari setiap lima orang dewasa Israel sekarang bekerja di luar keahliannya dan seperempat pengangguran menerima tunjangan pengangguran."

Klein mengatakan bahwa jika perkiraan Biro Statistik terealisasi, maka sampai akhir tahun 2009, jumlah orang yang menganggur akan melampaui 300 ribu penganggur. Yang berarti pengusiran sekitar 100 ribu pekerja dalam satu tahun.

Klein berpendapat bahwa verifikasi dalam situasi tersebut, menunjukan bahwa tidak mungkin untuk melihat cahaya di akhir terowongan .. Tidak mungkin memahami keseluruhan gambaran, menurut pendapat Klein, tanpa mengetahui bahwa 973 Israel bekerja pada 2008 dengan separoh tugas dan upah yang rendah. Sebagian dari mereka tanpa hak social. Ditambah 182 ribu orang tidak bekerja meski hanya satu jam saja pada kuartal terakhir tahun 2008.

Dari tanda-tanda krisis ekonomi yang membesar di Israel, adalah apa yang telah diumumkan bahwa tujuh dari setiap sepuluh pabrik kecil dan menengah mengalami masalah penyediaan keuangan, di mana sebagian dari mereka menghadapi bahaya penutupan sebenarnya.

Pembicaraan ini berkisar tentang tidak kurang dari 1.400 pabrik yang masing-masing menggunakan antara 20 dan 100 pekerja.

Kepada harian Ma’arev, presiden Federasi Industriawan Israel, menyampaikan bahwa Departemen Keuangan Israel selama tahun yang lalu telah menerima peringatan tentang krisis membesar. Namun menteri keuangan lebih memilih mengabaikan kenyataan ini, tidak memprediksi adanya resesi. Saat ini, perekonomian Israel harus membayar harga ketidakpedulian ini.

Menteri Keuangan Israel Roni Bar Owen memprediksi kas Israel tahun ini mengalami kerugian pemasukan pajak impor sekitar 30 miliar shekel (sekitar 7,5 miliar dolar).

Namun, kerugian ini tampaknya akan berlipat ganda apabila pengeluaran pemerintah bertambah karena kondisi ekonomi dan beban social. Hal ini mengarah kepada defisit anggaran sekitar 6% dari produk nasional kotor (sekitar 42 milyar shekel, atau lebih dari sepuluh miliar dolar).

Defisit ini mengharuskan pemerintah yang baru melakukan penurunan tajam pada item-item anggaram umum. (seto)

Israel – Amerika Ujicoba 3 Sistem Pertahanan Missil


Jerusalem – Infopalestina: Radio Israel hari ini, Selasa (14/04), menyebutkan bahwa entitas Zionis Israel dan Amerika Serikat selama tahun ini akan melaksanakan manuver militer yang diebutnya paling besar demi melakukan ujicoba 3 sistem pertahanan missil.

Menurut sumber-sumber Israel, manuver ini meliputi ujicoba peluncuran jenis perbaikan dari roket anti missil "Hits" milik Israel. ditambah ujicoba dua roket anti missil balistik milik Amerika Serikat: pertama jenis (THAAD) dan yang kedua sistem roket anti missil (AEGIS) yang diluncurkan dari kapal.

Manever militer ini dilakukan untuk untuk mengaktifkan sistem pertahanan 3 sitem pertahanan rudal Amerika dan Zionist secara bersama-sama, apabila Amerika memutuskan menempatkan system-sistem pertahanannya di entitas Zionis Israel di saat terjadi serangan dari Iran, seperti yang dilakukan Washington selama Perang Teluk pertama pada tahun 1991.

Sistem Pertahanan Rudal "Iron Dome"

Sumber-sumber Israel pada hari Jumat (10/4) melaporkan, Otoritas Pengembangan Alat Perang Israel "Rafael" mengkonfirmasikan bahwa sistem praktis penangkal missil jarak pendek yang pertama, yang dikenal dengan nama system "Iron Dome" akan mulai digunakan pada musim panas tahun 2010 mendatang.

Koresponden militer surat kabar Israel Ha'aretz, "Amos Harel”, Jumat (10/4), melaporkan bahwa "percobaan untuk menguji sistem buatan Israel tersebut, berhasil sukses bulan lalu. Direncanakan akan dilaksanakan percobaan lain di musim panas mendatang, termasuk penujian penangkal penuh granat roket.

Dinyatakan bahwa "Rafael" (pihak yang memproduksi sistem "Iron Dome") akan membekali angkatn udara Israel dengan sistem pertama dari jenis ini – sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan – pada akhir tahun ini.

Harian Israel ini menegaskan bahwa sistem ini sedianya digunakan untuk melindungi pemukiman Yahudi Sderot, Negev, dan mungkin daerah Ashkelon juga. (seto)

srael Berniat Lanjutkan Pembunuhan Pemimpin Hamas


Harian Israel Yedeot Aharonot edisi Selasa (21/04), mengungkap tentang salah satu rekomendasi pusat yang akan disampaikan dalam waktu dekat ke parlemen Israel Knesset. Rekomendasi ini menyatakan bahwa apabila kembali terjadi serangan roket dari Jalur Gaza maka Israel akan membalasnya dengan melakukan operasi pembunuhan yang terfokus pada para pemimpin politik senior Hamas.

Harian Yedeot Aharonot menjelaskan bahwa sampai sekarang tidak ada keputusan atau niat untuk memasuki perang dan invasi atau pendudukan koridor Shalahuddin untuk jangka waktu panjang di Jalur Gaza. Disebutkan bahwa Netanyahu telah mengadakan sidang yang khusus membahas situasi di Jalur Gaza. Sidang ini diikuti oleh Menhan Israel Ehud Barak, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Gabi Ashkenazi, Direktur Intelijen Dalam Negeri Yuval Diskin dan Direktur Intelijen Luar Negeri Mossad Meir Dagan.

Menhan Israel Ehud Barak dalam pertemuan tersebut menyampaikan pandangannya. Dia melihat bahwa Israel harus terus menganggap chanel Mesir untuk perundingan adalah satu-satunya cara yang dengan mediasinya mungkin bisa dicapai penghentian serangan dalam jangka panjang berkelanjutan dan dalam waktu tak batas dengan Hamas di Jalur Gaza.

Yedeot Aharonot menyebutkan bahwa Netanyahu berniat mengadakan sidang dewan kabinet keamanan. Dalam sidang ini akan Menteri Moshe Ya’alon akan menyampaikan rencana kerja yang dia siapkan menganai bagaimana berinteraksi dengan gerakan Hamas. (seto)

srael Berniat Membeli Sistem Pertahanan Missil AS Untuk Menangkal Roket Perlawanan


Surat kabar Israel Ha’aretz edisi 22 April 2009 menegaskan bahwa Menteri Perang Israel Ehud Barak berniat ingin membeli sistem pertahanan missil Amerika untuk menangkal mortir dan roket jarak pendek.

Menurut Ha’aretz, Barak akan meminta dari Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates saat pertemuan keduanya yang akan dilaksanakan pada awal Juni mendatang, untuk membeli sistem pertahanan missil Amerika "Volcano Flanks" untuk menangkal missil dan roket jarak pendek. Setelah diketahui ada kesulitan dalam membeli system pertahanan ini dalam waktu dekat.

Pembicaraan tentang system pertahanan missil ini mencakup sejumlah lubang laras (sprayer), dengan diameter 20 milimeter pada setiap lubangnya dan mampu menembakkan 6 ribu missil dalam satu menit. Selain itu ada sistem radar yang bekerja di dalam diameter yang panjangnya mencapai 1.200 meter.

Militer Amerika telah menggunakan sistem pertahanan ini secara intensif dalam perangnya di Irak dan Afghanistan.

Harga satu alat ini sebesar 25 juta dolar. Namun pihak Israel, saat pergi ke perusahaan Amerika yang membuat sistem pertahanan ini, ternyata perusahaan ini tidak memiliki stok di gudangnya. Sementara apa yang sedang diproduksi saat ini seluruhnya akan dikirim untuk militer Amerika sesuai kesepakatan yang ada.

Ehud Barak ingin menempatkan sistem pertahanan ini di titik "pertahanan" terdepan, dari perbatasan dengan Jalur Gaza. Harian Israel Ha'aretz mengatakan bahwa militer Israel, karena suatu sebab, menolak untuk membeli sistem pertahanan Amerika ini karena berbagai alasan, yang tidak disebutkan.

Namun Barak memanfaatkan perpanjangan jabatannya di departemen pertahanan Israel untuk melakukan tekanan pada para pejabat di militer dan badan-badan keamanan untuk membeli system pertahanan Amerika ini.

Ujicoba 3 Sistem Pertahanan Missil

Pada 14 April 2009 lalu, Radio Israel menyebutkan bahwa Zionis Israel dan Amerika Serikat selama tahun ini akan melakukan manuver militer yang diebutnya paling besar demi melakukan ujicoba 3 sistem pertahanan missil.

Menurut sumber-sumber Israel, manuver ini meliputi ujicoba peluncuran jenis perbaikan dari roket anti missil "Hits" milik Israel. Ditambah ujicoba dua roket anti missil balistik milik Amerika Serikat: pertama jenis (THAAD) dan yang kedua sistem roket anti missil (AEGIS) yang diluncurkan dari kapal.

Manuver militer ini dilakukan untuk mengaktifkan 3 sitem pertahanan rudal Amerika dan Israel secara bersama-sama, apabila Amerika memutuskan menempatkan system-sistem pertahanannya di entitas Israel pada saat terjadi serangan dari Iran, seperti yang dilakukan Washington selama Perang Teluk pertama pada tahun 1991.

Sistem Pertahanan Rudal Iron Dome

Sumber-sumber Israel pada hari Jumat (10/4) melaporkan, Otoritas Pengembangan Alat Perang Israel "Rafael" mengkonfirmasikan bahwa sistem praktis penangkal missil jarak pendek yang pertama, yang dikenal dengan nama system "Iron Dome" akan mulai digunakan pada musim panas tahun 2010 mendatang.

Koresponden militer surat kabar Israel Ha'aretz, "Amos Harel”, Jumat (10/4), melaporkan bahwa "percobaan untuk menguji sistem buatan Israel tersebut, berhasil sukses bulan lalu. Direncanakan akan dilaksanakan percobaan lain di musim panas mendatang, termasuk penujian penangkal penuh granat roket.

Dinyatakan bahwa "Rafael" (pihak yang memproduksi sistem "Iron Dome") akan membekali angkatn udara Israel dengan sistem pertama dari jenis ini – sesuai jadwal waktu yang telah ditentukan – pada akhir tahun ini.

Harian Israel ini menegaskan bahwa sistem ini sedianya digunakan untuk melindungi pemukiman Yahudi Sderot, Negev, dan mungkin daerah Ashkelon juga. (seto)

Jenderal Zionis: Palestina ’48 Titik Lemah Sentral


Harian as Sabil Yordania edisi 20 Mei 2009 melansir berita yang menyebutkan bahwa Jenderal Purnawirawan Zionis Israel, Yair Naveh, yang pernah menjabat beberapa posisi militer, di antaranya sebagai komandan yang bertanggung jawab tentang Jalur Gaza dan komandan wilayah tengah, dalam pernyataan persnya mengatakan, bahwa orang Arab “dalam", dalam pandangannya, merupakan titik pusat kelemahan masyarakat Yahudi.

Naveh mengatakan, "Di saat kita berhasil di (Palestina ’48), melatih mereka dalam perekrutan pegawai negeri sipil dan memperbaiki beberapa diskriminasi atas mereka, maka mereka akan berubah dari Palestina dalam menjadi Arab Israel."

Terkait dengan istilah "Yerusalem Timur" Naveh mengatakan bahwa dirinya tidak mengakui istilah ini, "Tetapi yang ada hanya satu kesatuan Yerusalem dan yang harus dilakukan adalah atas dasar ini." Naveh menolak untuk mengakui bahwa militer adalah pasukan penjajah dan pendudukan. Namun dia mengatakan, "Perdebatannya bukan apakah ada penjajah. Namun yang ada adalah militer kita ada untuk menjaga dan nilai-nilai dan moralnya."

Tentang sikapnya pada persoalan yang disebut "permukiman-permukiman illegal", ia mengatakan, "Pengambilan keputusan untuk menghilangkannya adalah pajak kata-kata yang dikeluarkan menteri keamanan hanya sekali setiap beberapa bulan. Dan solusi terhadap masalah ini harus dilakukan melalui kesepakatan menyebutkan kesepahaman yang memuaskan semua pihak (yang dia maksud adalah negara Israel dan pemukim Yahudi). (seto)

Hamas: Kami Komitmen Gelar Pemilu Sesuai Kesepakatan Utuh dengan Fatah


Gaza – Infopalestina: Gerakan Hamas menegakan komitmennya menggelar pemilu presiden dan legislative Palestina sesuai jadwalnya yang ditentukan dan sesuai dengan kesepakatan utuh dengan gerakan Fatah dengan didukung oleh semua faksi Palestina lainnya.

Jubir Hamas, Dr. Sami Abu Zuhri menegaskan dalam siaran persnya kepada kantor berita Shafa kemarin Sabtu (15/8) bahwa pemilu membutuhkan kesepakatan atas komisi pemilu dan mahkamah pemilu serta prosedur persiapan pelaksaannya oleh Majlis Revolusi di luar negeri bersamaan dengan pemilu Otoritas Palestina.

Ia mengisyaratkan bahwa masalah “jaminan (ketidakadaan) penyimpangan” adalah satu pasal dari puluhan pasal yang harus disiapkan bagi pemilu yang bisa diselenggarakan pada waktunya. Ia menambahkan bahwa ada indikasi kuat terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pemilu kali ini.

Zehar menilai bahwa manipulasi dalam pemilihan di gerakan Fatah memberikan indikasi jelas atas pemilu Palestina. “Pemilu yang dibicarakan oleh Panitia Pelaksana akan berlangsung di tengah absennya lebih dari 1000 anggota dan kader Hamas yang mendekam di penjara Otoritas Palestina di Tepi Barat?? Bagaimana akan disebut pemilu ini bersih” Zehar mempertanyakan.

“Siapa yang mengawasai pemilu di Tepi Barat? Siapa yang akan memimpin kampanye pemilu di tengah pada kader Hamas ditangkapi dan dipenjara di tahanan Otoritas Palestina? sehingga tidak akan ada pemilu Palestina kecuali setelah ada kesepakatan antara Hamas dan Fatah dan seluruh faksi Palestina lainnya,” tukas Zehar.

Ia menegaskan bahwa peran faksi-faksi di PLO adalah tindakan berpihak dan mewakili adalah pihak ketiga namun kelompok yang membela kepentingan Fatah.

Abu Zuhri menilai bahwa tudingan Komisi Pelaksana PLO terhadap Hamas yang takut pemilu adalah upaya memojokkan Hamas dan tekanan terhadapinya, namun itu dinilai tidak akan ada gunanya.

Sebab Abbas adalah pihak pertama kali yang tidak mengakui hasil pemilu Palestina dan tidak menerapkan hasil legal dari pemilu Palestina yang sudah ada. Contohnya, adalah penolakan Fatah terhadap ketua Parlemen Palestina Dr. Aziz Duwaik untuk kembali ke kantornya di Majlis Parlemen dan pemutusan anggota parlemen daerah dari Hamas oleh Otoritas Palestina.

Soal statemen Komisi Pelaksana PLO yang menyatakan bahwa jalan satu-satunya menyukseskan dialog adalah pelaksanaan pemilu legislative dan presiden, Abu Zuhri menegaskan bahwa Komisi harus menyiapkan pemilu Majlis Nasional dari pada berbicara soal pemilu Otoritas Palestina.

Komisi Pelaksana PLO sebelumnya menegaskan menjamin pemilu bisa bersih karena pelaksanaanya mudah di karena jaminan pemantau Arab, Internasional dari pengawas-pengawas lainnya. Mereka menyebut bahwa keraguan Hamas akan kebersihan pemilu adalah karena gerakan ini takut kalah. Namun tudingan ini sudah dibantah Hamas. (bn-bsyr)

Fayyadl Akui Israel Negara Yahudi dan Samakan Tahanan Palestina dengan Shalit


Tepi Barat – Infopalestina: Salam Fayyadl mengakui keberhakan PM Israel Benjamen Netanyahu menuntut pengakuan terhadap yahudisme negara Israel. Fayyadl juga mendeklarasikan simpatinya yang mendalam atas serdadu Israel ditawan di Jalur Gaza Gilad Shalit dan meminta agar perlintasan militer Israel di Tepi Barat jangan dihilangkah karena tujuannya adalah menjaga keamanan Israel.

Dalam wawancara dengan harian Israel Haaretz edisi Jumat (14/8) Fayyadl menilai bahwa yahudisme negara Israel adalah urusan dalam negeri Israel.

Ketika ditanya soal tuntutan Netanyahu agar yahudisme negara Israel diakui sebagai syarat perundingan, Fayyadl menegaskan “sesungguhnya identitas negara Israel adalah urusan Israel sendiri, dan tidak dituntut dari Palestina untuk mengakuinya.” Namun ia pura-pura tidak tahu soal pertanyaan harian Israel ini soal statemen Netanyahi bahwa Al-Quds akan tetap menjadi ibukota satu-satunya negara Israel.

Dalam wawancaranya, Fayyadl menyampaikan solidaritasnya langsung terhadap keluarga serdadu Israel Gilad Shalit dan menyebutkan sebagai “penderitaan” sebagai bukti simpatinya kepada seradadu yang ditawan kelompok perlawanan di Jalur Gaza itu.

Soal perlintasan militer Israel di Tepi Barat dan masalah pembongkarannya, Fayyadl menegaskan bahwa sangat disayangkan bahwa Israel terlambat membongkar puluhan perlintasan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. “Namun kalian (Israel) mengakui bahwa perlintasan itu bisa dibongkar. Namun saya orang terakhir kali yang meminta dibongkar perlintasan militer yang bisa menjaga keamanan Israel. Sebab apapun yang mengganggu keamanan Israel akan mengganggu kepentingan kita juga,” tutur Fayyadl. (bn-bsyr)

Hammad: Tak Akan Kami Biarkan Pihak Manapun Langgar Hukum Secara Paksa


Mendagri Palestina Fathi Hammad menegaskan bahwa tindakan aparat kepolisian menghadapi kelompok takfir di Rafah dilakukan untuk menjaga keamanan yang sudah dikondisikan selama dua tahun. Tidak akan dibiarkan pihak manapun menyabotase hukum secara paksa.

Selama acara pelayatan terhadap tujuh korban baku tembak kemarin Sabtu (15/8) Hammad menegaskan bahwa kementerian dalam negeri tidak akan tinggal diam menghadapi segala upaya mengguncang keamanan negeri dan stabilitasnya atas nama slogan menipu khayalak.

Ia mengisyaratkan bahwa apa yang terjadi di Rafah karena kelompok takfir yang terlebih dahulu melepaskan tembakan ke arah personel polisi. Ia menegaskan bahwa sejumlah kelompok sudah berusaha melakukan intervensi memecahkan masalah ini secara damai, namun kelompok takfir enggan dan melontarkan statemen tentang kafirnya pemerintah Palestina dan mengancam mengejar pegawai dan pendukungnya.

Hammad menyampaikan rasa terimakasihnya dan memuji polisi Palestina di kota Rafah atas jeripayah mereka dan peran yang tegas terhadap pelaku kerusahan yang keluar dari hukum yakni kelompok “Jundu Ansharullah” berhaluan takfir dimana pemimpin dan pengawalnya bunuh diri dan puluhan lainnya ditangkap.

Menteri Hammad memberikan penghormatan kepada korban syuhada yang meninggal dakam peristiwa ini, terutama dari kalangan polisi keamanan karena mereka gugur dalam menjalankan misi kebangsaan dan mewujudkan keamanan negeri dan warganya hingga terwujud kemerderkaan Palestina.

Puluhan ribu warga bertakziyah dan mengantar jenazah korban di Rafah yang terdiri dari Muhamad Syimali, salah satu mediator yang berusaha mendamaikan, namun kelompok takfir membunuhnya, Mustafa Husain Al-Lauqah, Ahmad Shalah Jargon, Aiman Khalid Abu Shibli, Ehad Mahir Duwaik.

Takziyah dan pelayatan ini dilakukan dari tengah Rafah “Duwarusyuhada” yang diikuti oleh Mendagri Palestina, Hammad, kepala kepolian Palestina Abu Ubaidah Al-Jarrah, sejumlah pejabat kepolisian hingga elit Hamas. (bn-bsyr)

Perlawanan Sambut Pasukan Israel di Khan Yunis dengan Bom dan Granat

Pasukan penjajah Zionis Israel terus berusaha untuk melakukan infiltrasi militer di wilayah selatan Jalur Gaza. Namun aksi mereka selalu mendapatkan perlawanan dari para pejuang perlawanan Palestina.

Brigade Nasir Shalahuddin, sayap militer Komite Perlawanan Rakyat, menyatakan berhasil menghadang infiltrasi militer Zionis Israel dengan meledakan bom dan melempar granat tangan ke arah pasukan khusus Zionis Israel di daerah Frahin yang terletak di timur kota Khan Yunis, wilayah selatan Jalur Gaza, Ahad (16/08).

Dalam pernyataannya, Brigade Nasir Shalahuddin mengatakan, “Kelompok pejuang kami, dengan karunia dari Allah, berhasil lolos dengan aman dari serangan pasukan Zionis Israel. Para pejuang kembali ke pangkalan mereka dengan selamat mendapat perlindungan Yang Maha Penyayang.”

Brigade Nasir Shalahuddin menegaskan bahwa aksi ini dilakukan sebagai balasan atas infiltrasi militer berkelanjutan yang dilakukan pasukan penjajah Zionis Israel di Jalur Gaza. Sekaligus sebagai komitmen brigade dengan jalan jihad sebagai jalan ideal untuk membebaskan seluruh tanah Palestina yang dirampas. (seto)

Orang-orang Dekat Dahlan Danai Pengacau di Rafah


Doha – Infopalestina: Sumber-sumber Palestina terpercaya menegaskan bahwa pemerintah Palestina pimpinan PM Ismail Haniyah telah mendapatkan dokumen sebelum serangan ke markas “Jundu Ansharillah” di Rafah. Dokumen ini menegaskan upaya kelompok ini untuk menyerang pos-pos keamanan di Jalur Gaza dan menarget para pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Dokumen ini juga membuktikan kelompok ini mendapatkan dana dari sebuah negara Arab dan orang-orang dekat Muhammad Dahlan, wakil dari Fatah.

Kepada kantor berita Aljazeera, Ahad (16/08), sumber yang tidak mau disebutkan namanya ini mengatakan bahwa dukumen tersebut sudah disampaikan dalam sidang pemerintah Haniyah dua bulan yang lalu. Saat itu diusulkan untuk melakukan dialog dengan kelompok tersebut dan melakukan upaya untuk menjauhkannya dari cara-cara “menyerang secara ekstrim dan mengkafirkan”.

Sumber ini juga menyebutkan adanya mediasi dari para ulama agama dan para pemimpin di Komite Perlawanan Rakyat namun menemui kegagalan. Yang diikuti dengan pendeklarasian “Negara Islam” yang dilakukan oleh pemipin kelompok inim Abdul Latif Musa, dimulai dari Fatah. Musa sendiri dari anggota jamaah lainnya terbunuh dalam baku senjata dengan pasukan keamanan pemerintah di perbatasan Rafah.

Dinas keamanan pemerintah Haniyah terus melakukan penyisiran secara meluas untuk menangkap anggota yang belum diketahui dari kelompok yang dikhawatirkan melanjutkan aktivitasnya ini.

Masih menurut sumber, dinas keamanan pemerintah mendapatkan korespondensi khusus tentang kelompok ini, yang isinya mengajak memerangi pemerintah, melakukan kekacauan, mempengaruhi anggota Brigade al Qassam dan gerakan Hamas untuk bergabung dengannya. Korespondensi ini juga berbicara tentang informasi yang menyebutkan bahwa kelompok ini mendapatkan dana dan peralatan dari intelijen sebuah negara Arab dan orang-orang dekat Muhammad Dahlan.

Dua bulan yang lalu kelompok ini menyatakan bertanggung jawab dalam peledakan perta pernikahan di kota Khan Yunis. Puluhan orang terluka. Dalam waktu dekat, menurut sumber, pemerintah Palestina di Gaza akan menggelar konferensi pers untuk mengumumkan informasi ini dan informasi lainnya yang sudah diferifikasi kebenarannya. (seto)

Milisi Abbas Tangkap Pendukung Hamas dan Pecat Guru


Milisi Abbas terus melanjutkan operasi penangkapan di kalangan kader dan pendukung Gerakan Perlawanan Islam Hamas di Tepi Barat.

Sementara itu pemerintah inkonstitusional Ramallah yang dipimpin Salam Fayad juga terus memecat para pegawai yang diduga berafiliasi atau mendukung gerakan Hamas.

Dinas keamanan Abbas di Tulkarem, kemarin, menangkap Basim Hamsari setelah menyerbu tempat kerjanya di kota. Untuk diketahui bahwa korban baru sebulan menikmati kebebasan setelah dilepaskan dari penjara milisi Abbas.

Sementara itu pemerintah inkonstituional Ramallah yang dipimpin Salam Fayad memecat seorang guru Salim Ibrahim dari kota Sair di utara Hebro. Dia tidak boleh bekerja lagi karena diduga berafiliasi politik kepada gerakan Hamas. (seto)

Milisi Abbas Larang Tahanan Hamas di Penjara Bethlehem Dikujungi


Tepi Barat – Infopalestina: Milisi Abbas di Bethlehem terus melarang keluarga para tahanan politik untuk mengunjungi keluarganya yang ditahan di penjara milisi sejak lebih sebulan.

Situs resmi Hamas di Tepi Barat “umamah” hari ini, Ahad (16/08), melansir pernyataan dari para keluarga tahanan yang menjelaskan bahwa milisi Abbas masih melarang mereka untuk mengunjungi keluarganya tanpa mau menunjukan alasannya. Milisi Abbas juga memperlakukan para tahanan dengan represif, sama persis seperti yang dilakukan penjajah, melarang mendapatkan hak-haknya yang paling menimal, yaitu melihat keluarganya.

Hal itu dilakukan, nampaknya, untuk menyembunyikan besarnya tingkat penyiksaan dan tindak kekerasan yang dialami para tahanan. Karena sebelum larangan dikunjungi, tersiar kabar terjadi penyiksaan keras yang dialami para tahanan.

Disebutkan bahwa milisi Abbas mengintensifkan operasi penangkapan terhadap para pemimpin Hamas dan pendukungnya di Bethlehem belakangan ini. Di antara korban adalah sejumlah tahanan yang dibebaskan dari penjara Zionis Israel. Mereka ditangkap segera setelah mereka dibebaskan dan sampai di rumahnya.

Dalam pada iru sumber-sumber di Bethlehem mengungkapkan bahwa milisi Abbas sedang mengajukan permintaan kepada penjajah Zionis Israel untuk membebaskan sebagian tahanan administratif dari penjaranya untuk kemudian ditangkap dan diperiksa oleh milisi Abbas. (seto)

Naem Minta Media Islam Tampung Aspirasi Perempuan


Gaza – Infopalestina: Aleg Fraksi Perubahan dan Reformasi, Huda Naem menyerukan perlunya media-media Islam local dan regional menampung aspirasi dan kebutuhan perempuan dan memberikan ruang untuk berkontribusi dalam media yang memiliki visi perlawanan.

Hal tersebut disampaikan dalam diskusi yang digelar oleh Lembaga Tsuraiyah untuk Komunikasi dan Media dengan dihadiri oleh sejumlah aktifis lembaga media dan semua wartawan serta aleg parlemen Palestina di Gaza kemarin Senin (8/10).

Sementara itu, akademisi Wail Munaimah, dosen jurusan jurnalistik di Universitas Islam Gaza menguraikan bahwa media Islam yang bervisi perlawanan bukan hal yang mendadak muncul pada beberapa tahun lalu. Namun ia ada sejak adanya dakwah Islam dan memiliki dasar yang jelas untuk bisa eksis di masa mendatang.

Di sisi lain, wakil ketua TV Al-Aqsha, Muhammad Tsuraiyah menegaskan bahwa media masa hari ini tugasnya tidak lagi menyampaikan informasi saja. Namun ia juga menjadi mobilisasi dan senjata dalam situasi perang dan damai. Ia menegaskan perlunya media massa yang menjadi jubir cita-cita umat dan mengungkapkan ruh harga diri dan tidak tunduk kepada kepentingan pihak lain.

Pengamat politik Nahad Syekh Khalil bahwa keistimewaan paling menonjol dari media Islam adalah ia jauh dari provokasi mengumbar naluri dan perasaan sehingga menyeret manusia penuh ketegangan dan emosional. (bn-bsyr)

Perusahaan Zionis Pasarkan Sepatu Bertuliskan Muhammad dan Allah di Bawahnya


Palestina 48-Infopalestina : Ketua Divisi Informasi gerakan Islam di wilayah Palestina 48 Senin (10/8) mengungkapkan, sebuah perusahaan sepatu Zionis memasarkan produk sepatu Babouj yang bertuliskan di bawahnya nama Muhammad Allah dengan tulisan berbentuk paku yang saling bertautan. Sementara di bagian atasnya di tulis merek sepatu “Tuhan”. Sehingga tampak bahwa nama perusahaan sepatu tersebut adalah Muhammadullah dan merek perusahaan perusahaan Tuhan di atasnya.

Perusahaan ini memproduksi sepatu Babauj dan memasarkanya di pasaran. Seperti ditegaskan seorang warga muslim, Farhan Abu Ubaid dari Uyun Qarah yang menyampaikan berita ini pada gerakan Islam.

Menurutnya, ketika ia mendengar berita bahwa Zionis membuat sepatu yang bertuliskan Muhammad ia segera berangkat ke pasar dan membeli sepatu tersebut untuk membuktikan kebenaran berita tersebut dan terbukti benar.

Ternyata, tulisan Muhammad dengan khat runcing menyerupau paku yang saling bertautan dengan lafaz Allah, sementara di atasnya bertuliskan nama merek Ilah (tuhan). Setelah memeriksa sepatu tersebut, sejumlah saksi mata meyakini bahwa tulisan tersebut dimaksudkan untuk menghina zat Ilahi dan melecehkan pribadi Muhammad SAW. (asy)

Baher : Terbunuhnya Hamadanah Aib Besar di Muka Milisi Abbas


Gaza-Infopalestina : Wakil Ketua parlemen Palestina, Ahmad Baher menegaskan, kejahatan milisi Abbas yang menyebabkan terbunuhnya mujahid Fadi Hamadanah menuntut sikap serius secara nasional dari semu pihak, untuk menghentikan aksi pembunuhan sistematis tersebut.

Pernyataan ini diungkapkan Ahmad Baher dalam keterangan pers (10/8) yang dilansir infopalestina.com Senin (10/8). Ia mengatakan, kejahatan ini merupakan aib besar di muka milisi. Rakyat Palestina tidak akan tinggal diam atas kezaliman ini. Mereka yang memburu perlawanan meniru apa yang dilakukan Zionis”.

“Apa yang terjadi di Tepi Barat kemarin, ungkap Baher, merupakan lanjutan dari aksi politik yang gagal di Jalur Gaza, berupa pembunuhan terhadap para ulama dan perlawanan serta imam masjid. Akibatnya tentu sebuah bencana bagi para penjahat tersebut berikut para pengikutnya. Kalau aksi bodoh ini tidak dihentikan, semua pelakunya akan diekskusi segera. (asy)

Tahanan Hamas Kecam Larangan Pengacara Berkunjung ke Penjara Israel


Jerusalem – Infopalestina: Tahanan Gerakan Perlawanan Islam Hamas di penjara Zionis Israel mengecam keputusan pengelola penjara yang melarang para pengacara mereka untuk berkunjung ke tahanan tempat mereka mendekam. Para tahanan menyebut keputusan ini sebagai pematik baru untuk meledakan situasi tahanan yang memang dalam krisis.

Dalam pernyataan yang berhasil dikirim dari dalam penjara hari ini, Selasa (11/08), para tahanan meminta gerakan hamas dan semua lembaga hukum dan kemanusiaan agar mengobarkan masalah ini.

Mereka menegaskan bahwa kunjungan para pengacara terhadap para tahanan adalah hak yang dijanjim dalam konvensi Jenewa IV. Tahanan Hamas menyerukan media massa Palestina untuk memberitakan issu ini dan menggalang aksi dan kegiatan guna menekan penjajah Zionis Israel dan memaksanya menarik keputusan larangan tersebut. (seto)

Sabtu, 15 Agustus 2009

Movaz Minta Netanyahu Ambil Keputusan Sulit Soal Shalit dengan Bebaskan Tahanan Palestina




Radio Israel edisi kemarin Kamis (13/8) menyebutkan bahwa mantan menteri pertahanan Israel yang kini menjadi anggota parlemen Israel Knesset di fraksi Kadema, Shaul Movaz meminta kepada PM Israel Benjamen Netanyahu untuk mengambil keputusan-keputusan sulit soal serdadu Israel yang ditawan Ghilad Shalit dan membebaskan tahanan Palestina dengan jumlah lebih besar.

Dalam wawancaranya Movaz mengatakan bahwa daftar tahanan yang disetujui negara Israel untuk dibebaskan mencakup sejumlah tahanan “pembunuh yang tangannya belepotan darah” – menurut ungkapan radio Israel – karenanya, gambaran ini akan berubah jika yang ditambahkan adalah tahanan lain. (bn-bsyr)

Human Right Wacht: Israel Bunuh Sipil Palestina Yang Angkat Bendera Putih



Organisasi HAM Internasional Human Right Wacth menegaskan bahwa secara meyakinkan pasukan Israel membunuh 11 warga sipil Palestina yang mengibarkan bendera putih tanda menyerah pada saat agresi keji Israel ke Jalur Gaza beberapa bulan lalu.

Dalam laporan hasil investigas setebal 63 halaman yang dilansir oleh kantor berita Frans Press edisi kemarin Kamis (13/8) bahwa pasukan Israel membunuh 11 warga sipil Palestina dalam 7 kasus terpisah. Lima di antara korbannya adalah wanita dan empat anak-anak. Sementara delapan lainnya mengalami luka ditembak pada saat mereka mengibarkan bendera putih.

Laporan HRW yang didasarkan kepada saksi-saksi, analisis medis menegaskan bahwa warga sipil yang menjadi korban itu berkelompok, dan tidak ada satupun pejuang perlawanan Palestina pada saat itu. Laporan menyerukan kepada pasukan Israel untuk melakukan investigasi kasus-kasus kejahatan di atas.

Laporan menegaskan bahwa ke 11 sipil Palestina itu bukan menjadi tameng manusia bagi pejuang Hamas dan juga tidak meninggal dunia karena baku tembak.

Laporan menambahkan bahwa pasukan Israel dalam kondisi baik, mereka bisa berhati-hati dan bisa membedakan mana warga sipil sebelum terjadi baku tembak, seperti yang ada dalam undang-undang peperangan.

Laporan menambahkan bahwa dalam kondisi terburuk, pasukan Israel sengaja menembak warga sipil sehingga mereka bertanggungjawab dari kejahatan perang. Laporan investigasi ini adalah keenam yang dikeluarkan oleh HRW soal serangan dan agresi. (bn-bsyr)

2148 Israel Terjangkit Flu Babi, 29 Masuk ICU



Virus flu babi makin ganas menyerang warga Israel. Data kementerian Kesehatan Israel menyebutkan bahwa jumlah pasien virus H1N1 atau yang lebih dikenal wabah flu babi ini sejak terungkap hingga kemarin Rabu sore (12/8) mencapai 2148 kasus.

Kementerian mengisyaratkan dalam laporannya bahwa sudah ada 29 kasus ditangani dalam ICU di rumah sakit dan kondisi mereka gawat. Sementara itu, lima warga Israel yang terjangkit virus ini dinyatakan meninggal.

Kementerian juga menegaskan bahwa separuh dari pasien tersebut di bawah 30 tahun, 5 persennya berusia 50 tahun atau lebih.

Kementerian kesehatan Israel sudah menyampaikan kekhawatiran mereka akan mewabahnya virus ini dalam tingkat yang besar selama musim panas dan dingin mendatang. Kementerian ini memperkirakan bahwa seperempat warga Israel akan terkena wabah ini. (bn-bsyr)

Abu Zuhri : Fatah Masih Tak Bodoh Soal Rekonsiliasi



Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri menganggap gerakan Fatah bertanggung jawab penuh atas mendulnya dialog nasional yang dikawal Mesir. Tidak adanya kesepakatan antar dua belah pihak menunjukan pernyataan Azam Al-Ahmad merupakan upaya berlepas diri dari tanggung jawabnya yang telah menghalangi proses dialog.

Dalam pernyataan persnya Kamis (13/8) Abu Zuhri mengatakan, sebelumnya sejumlah pejabat pejabat Mesir mengusulkan untuk keluar dari point perselisihan dan gerakan Hamas menyetujunya. Justru pihak Fatahlah yang menolaknya.

Ia menegaskan, pihak Fatah masih masa bodoh terhadap efek mendasar dari rekonsiliasi ini. Yaitu masalah tahanan politik. Terutara di saat berlanjutnya aksi penangkapan dan mendekamnya 1000 lebih aktivis Hamas di penjara Tepi Barat. melanjutkan penangkapan sama dengan mengatakan, saya tak ingin rekonsiiliasi. Oleh karena itu, Fatah bertanggung jawab atas berlangsungnya krisis selama ini.

Terkait dengan batas akhir dialog Kairo pada 25 Agustus mendatang, Abu Zuhri mengatakan, batas waktu tersebut masih berlaku hingga sekarang. Hamas tetap akan berangkat ke sana. Akan tetapi kami minta pihak Mesir agar menjamin kesuksesan pertemuan ini, untuk menyingkirkan dahulu point yang masih diperselisihkan, sebelum berangkat ke Kairo. (asy)

Mendagri : Aparat Keamanan Sanggup Pikul Amanah




Departemen dalam negeri dan keamanan nasional Palestina pimpinan Ismael Haneya Kamis (13/8) menegaskan, aparatnya mampu menjalankan tugasnya mengamankan Gaza dan melindungi perlawanan.

Pernyataan ini, diungkapkan mendagri Futuhi Hamad dalam acara penghargaan kepada para syuhada dan terluka pada perang Al-Furqan yang diadakan departemen dalam negeri Palestina kemarin Kamis (13/8). Hadir dalam acara itu, perdana menteri Palestina, mendagri Futuhi Hamad, Muhamad Zehar, Direktur kepolisian, Abu Ubaidah Al-Jarrah, komandan keamanan nasional, Husen Abu Adzurah serta sejumlah tokoh dan aleg Palestina.

Di sisi lain, mendagri Palestina, Hammad menyambut kedatangan keluarga para syuhada dan yang terluka dalam agresi Zionis ke Gaza serta sejumlah pimpinan faksi nasional.

Mendagri kemudian mengungkapkan tentang situasi keamanan di Jalur Gaza. Ia mengatakan, Al-Hamdulillah telah dibentuk satu dinas nasionalis Islamis untuk melindungi jihad dan perlawanan yang berupaya memberikan perlindungan kepada warganya. Sementara aparat yang dibentuk Abbas justru menangkapi para mujahid dan menjebloskan mereka ke penjara, bekerja sama dengan keamanan Zionis.

Dalam pada itu, menteri Palestina mengungkapkan, Fatah bertanggung jawab penuh terhadap apa yang menimpa aktivis Hamas, secara politik maupun keamanan. Ia berjanji akan mengajukan para pemimpin aparat keamanan yang membantai di Barat ke pengadilan.

Ia mengatakan, kami bangga terhadap aparatnya yang mampu menjaga keamanan, ditengah upaya para pengacau dan para pedagang obat-obatan terlarang.

Ia pun menegaskan, tidak ada satupun tawanan politik di penjara Gaza. Pintu penjara terbuka lebar bagi semua lembaga HAM, anggota parlemen ataupun palang merah internasional, tegasnya.

“Kami pun akan tetap melakukan perlawanan, sebagaimana para syuhada. Kami akan melindungi jihad dan perlawanan, juga melindungi warga Palestina berikut harta dan jiwanya, dengan izin Allah”. (asy)

Haneya : Sampai Kapanpun Tak Kan Pernah Akui Israel



Perdana Menteri Palestina, Ismael Haneya menegaskankan, gerakan Hamas akan tetap mengusung perlawanan untuk mengembalikan semua hak Palestina dan memerdekakan Al-Quds.

Dalam acara “Kekuatan dan kemenangan pada perang Al-Furqan” yang diadakan departemen dalam negeri dalam rangka menghormati para syuhada dan yang terluka Kamis (13/8) Haneya menyatakan, “Hari ini kita berdiri untuk menghormati jasa para syuhada, para pemimpin perlawanan dan menteri Palestina yang gugur di medan perang. Seperti, menteri Al-Syahid Said Shiam, Taufiq Jabar, Ismael Ja’bari serta sejumlah anggota keamanan yang telah menjalankan amanahnya dalam mengendalilkan keamanan di Gaza. Kami berjanji pada Allah kemudian kepada para syuhada dan keluarganya, bahwa kami akan menempuh jalan yang ditempuh mereka, hingga tanah Palestina kembali dan Al-Quds merdeka”.

Khusus kepada keluarga syuhada, Haneya mengungkapkan, “Darah anak atau saudara kalian tidak akan sia-sia. Namun justru akan menjadi penerang jalan kami dalam menempuh jalan kebebasan dan mengembalikan hal serta kemenangan. Kami akan melindungi dan memelihara jalan tersebut, sebagaimana para syuhada dan yang lainya melindunginya”.

“Kami tidak akan dan tidak akan pernah mengakui Israel selamanya, wahai para suhada”, tegas Haneya. “Kami akan menjaga darah kalian. Melindungi darah para syuhada yaitu dengan tidak menurunkan panji perjuangan atau mengubah sikap perjuangan”. Sekali lagi Haneya menegaskan, “Kami adalah saudara dan keluarga kalian, karena kalian lah kami akan terus berjuang membebaskan Al-Quds dan mengembalikan kemerdekaan negara kita”, ungkapnya. (asy)

Warga Jabariat: Kami Tak Bisa Tidur Dengarkan Jeritan Tapol Hamas Disiksa Milisi Abbas di Penjara

Sejumlah warga dari warga wilayah Jabariat di kota Jenin di Tepi Barat menegaskan bahwa kini mereka sudah tidak lagi bisa bertahan tinggi di desanya akibat suara jeritan dari markas penjara intelijen milik Otoritas Palestina yang terletak di dekat mereka.

Warga mengisyaratkan bahwa sejumlah warga di kawasan itu sudah benar-benar pindah ke desa lain di Jenin akibat tidak mampu mendengar suara para tahanan yang disiksa sehingga hal itu menimbulkan efek negative pada psikologi warga.

Seorang warga di desa tersebut menyatakan, “Kami tidak tidur di malam hari karena kerasnya jeritan para tahanan Hamas. Ini sudah kami alami selama dua tahun. Setiap hari kami bilang; besok teritanya berakhir. Tapi ternyata kisahnya panjang,” tegasnya.

Warga mengisahkan bahwa harga rumah dan tanah di kawasan dekat markas intelijen Abbas turun sangat drastic meski wilayah itu menarik dan dataran tinggi. Warga menghindar untuk membeli tanah dan rumah di sana akibat suara yang mereka dengar akibat siksaan.

Badan intelijen sebelumnya membebaskan kemarin pemuda Hudzaifah Jarrar, bekas penyiksaannya kentara di sekujur badannya. Ia ditangkap untuk menekan orang tuanya Syekh Abdul Jabbar Jarrar yang dibebaskan beberapa saat lalu di penjara Jericho. (bn-bsyr)

Pemerintah Israel Temukan Cela Keamanan Berbahaya pada Sistem Pertahanannya


Pemerintah penjajah Israel menemukan cela keamanan berbahaya dalam sistem pengamanan di markas Badan Pertahanan Umum Militer Israel di Tel Aviv.

Radio Israel edisi Jumat ini (14/8) menyebutkan bahwa seorang serdadu Israel ditangkap sepekan lalu karena dicurigai mencuri rincian kartu kredit pribadi milik seorang pejabat tinggi keamanan. Disamping menyita satu pistol yang ada di kantornya dua bulan lalu.

Serdadu Israel itu menjual rincian data kartu kredit itu kepada seorang warga Palestina di wilayah jajahan tahun 1948 dengan ditukar barang dengan nilai 2000 syekal (500 dolar).

Penangkapan serdadu Israel ini juga karena saudaranya di bawah umur 17 tahun mencuri pistol serdadu lain. Serdadu tersebut juga mencuri sebuah senapan M 16 dari kamp militer beberapa saat lalu. Ia dicurigai menjual senjata rekannya kepada seorang warga kota Qalansuwah dengan 16 ribu syekel (4000 dolar) sementara senjata yang M 16 dijual bersama pistolnya seharga 14 ribu syekel (3500 dolar).

Sumber keamanan menegaskan bahwa kecerobohan dalam sistem keamanan ini menimbulkan keresahan. Karenanya, harus diperketat prosedur terkait serdadu Israel yang diizinkan masuk ke kantor komandan tinggi badan militer Israel yang sangat riskan. Pada saat yang sama ditegaskan pentingnya keharusan mengkaji kembali sistem penjagaan dan keamanan di tengah ancaman organisasi teroris yang mentargetkan elit militer Israel. (bn-bsyr)


Warga Tepi Barat: Elit Fatah Baru Akan Jual Negerinya dan Sembelih Perlawanan

Reaksi warga terhadap konferensi gerakan Fatah terus berlanjut terutama soal manipulasi terang-terangan dalam pemilihan Komite Pusat Fatah dan Majlis Revolusi. Semua kecurangan itu didukung oleh saksi elit Fatah lainnya yang melihat langsung bagaimana dominasi satu pihak yang ingin “berdamai, berdamai dan berdamai” terhadap pihak lainnya yang ingin mereformasi gerakan.

Warga Palestina Hamdullah Barakat, 50, dari Ramallah menilai kecurangan dalam pemilihan gerakan Fatah bukan isapan jembol namun dibuktikan oleh saksi dari Ahmad Qorei. Sebelumnya, kepada Al-Quds Arabi yang dilansir pada Kamis (13/8) Qorei menyatakan bahwa ada tandatanya besar soal pemilihan dan cara yang dilakukan serta hasilnya. “Ada permainan di balik layar yang menyebabkan sebagian nama calon dihilangkan dan dipaksakan nama lainnya,”

Ia menambahkan bahwa Qorei juga menegaskan bahwa ada situasi kemarahan di kalangan kebanyakan anggota Fatah akibat aksi permainan yang terjadi dalam pemilihan Komite Pusat Fatah beberapa hari lalu. Menurutnya, jika perkataan ini datang dari Hamas atau Jihad Islami maka itu persaingan politik. Namun ini dari dalam Fatah sendiri yang mengerti masalah sebenarnya. Inilah yang membuat dirinya kehilangan kepercayaan terhadap Fatah.

Sementara itu, warga Nablus Said Fayiz, 20, menegaskan bahwa apa yang terjadi di konferensi Fatah telah mencemarkan gerakan yang telah memberikan ribuan syuhada dan ribuan tahanan karena telah menghabisi kebebasan. Ia mengumpamakan Fatah dengan orang tua zuhud yang ia habiskan umurnya untuk beribadah dan kebaikan namun menutup usianya dengan berzina dan minum khamar.

Ia menambahkan bahwa elit Fatah Husam Hidlr menegaskan kepada situs Arab48 edisi 14 Agustus bahwa ia menyaksikan proses penghapusan sejumlah calon dan anggota di komite pemilihan. Lantas apakah artinya dilakukan pemilu legislative Palestina ke depan? Sudah pasti akan diselewengkan dikeluarkan hasilnya untuk kepentingan Fatah.

Merusak Masalah Palestina

Warga Khalil (Hebron) Ahmad Shalih menilai bahwa jika digelar pemilu di Madinah Munawarah untuk Khulafaur Rasyidin maka pasti hasilnya 90 % karena ada orang munafik yang tidak akan memilih mereka. Lantas dari mana Abbas memperoleh hasilnya seperti sekarang ini padahal banyak yang “tunjuk tangan” memprotesnya? Jawabannya sederhana, yakni Abbas menambahkan lebih dari 1000 nama dari pendukungnya dan menciptakan tekanan dan ketakutan sanksi kepada anggota Fatah bahwa gaji mereka akan diputus atau dinaikkan pangkat. “sungguh manusia paling buruk mereka itu,” tutur Ahmad Shalih.

Hajjah Ummu Mahmoud Shawafitah dari Jenin menegaskan bahwa rakyat Palestina pernah berharap pemilihan Komite Pusat Fatah akan bisa membebaskan tanah Palestina bukan diserahkan kepada Israel melalui perundingan demi perundingan. Namun, “Apakah ada bangsa sepanjang sejarah yang terbebas melalui perundingan-perundingan? Jadi hendaklah mereka malu pada diri sendiri dan menyerahkan urusan ini kepada pundak rakyat Palestina sendiri,” tegasnya.

Sementara Abdullah Jabir dari Nablus menegaskan bahwa apa yang terjadi dalam konferensi Fatah adalah kelanjutan program “menyembelih perlawanan demi mencari simpati Israel dengan symbol Abbas “perlawanan tanpa tindakan”. “Dua tokoh terbaik Palestina gugur saat diintrogasi oleh milisi Abbas saat diselenggarakan konferensi” tegasnya. Apa yang akan terjadi jika ada elit keamanan di Fatah yang tidak paham bahasa kecuali pembunuhan terhadap rakyatnya demi bayaran dan jabatan. “Besok sejarah dan generasi ke depan akan melaknat mereka. Hamas harus mencari jalan bagaimana menghentikan pembunuhan terhadap anak bangsa Palestina di Tepi Barat segera. Sebab mereka berhadapan dengan kelompok yang menjual diri kepada Israel, dengan cara membunuh warga Palestina, menyiksa pejuangnya dengan alasan menghalangi kudeta. Semua paham kondisi di Tepi Barat yang tidak mungkin mengusir penghianat dan agen Israel di sana berbeda dengan di Jalur Gaza. Penyebabnya sederhana karena Israel ada di setiap desa dan kota di Tepi Barat,” imbuhnya. (bn-bsyr)

Zehar : Kami Tidak Minta Fatah Jadi Hamas



Pemimpin senior Hamas, DR, Mahmud Zehar kembali menegaskan bahwa gerakanya masih terbuka untuk berdialog. Dirinya justru melihat gerakan Fatahlah yang selama ini menolak dengan membentuk pasukan maut dan mencuri harta milik rakyat di Tepi Barat.

Dengan tindakan seperti ini maka Fatah tidak akan dapat masuk ke Gaza kecuali dengan beberapa syarat.

“Kalau mereka mau kembali ke Gaza, tentu harus menunjukan keseriusanya dengan memperbaharui identitasnya. Mereka harus mengatasnamakan Palestina bukan yang lain”, ungkap Zehar.

Dalam pidatonya di acara Brigade Izzuddin Al-Qossam kemarin (13/8) Zehar menyebutkan, “Kami tidak menuntut Fatah untuk menjadi Hamas. Yang kami tuntut, mereka menyatakan keberpihaknya pada Palestina”. Zehar mengingatkan orang-orang yang bekerja sama dengan Entitas Zionis atas akibat yang akan mereka tanggung. Akan tetapi Zehar menegaskan bahwa pihaknya tetap terbuka pada mereka. “Kami ingatkan kepada para spionase Zionis dan konco-konconya yang kini kami tahan di penjara Gaza, tentang akibat semua itu.

Adapun terkait dengan pemilu Fatah pada muktamar keenam Zehar mengungkapkan, peta politik gerakan ini tidak begitu menggembirakan. Namun kami akan tetap dalam prinsif menghadapi masalah ini. Ia kemudian menegaskan kembali tentang persyaratan pertukaran tawanan. Zionis saat ini sedang menampakan bahwa mereka peduli dengan serdadunya. Kami pun sangat peduli dengan bangsa kami, tetapi dengan kepala tegak dan terhormat, ungkapnya. (asy)


Hamas : Kasus Emirat Islam Hanyalah Kesalahan Pola Fikir



Gerakan perlawanan Hamas menegaskan, pihaknya tidak akan mengizinkan siapapun membuat peraturan sendiri. Sebab hal tersebut tanggung jawab dinas keamanan.

Pernyataan ini diungkapkan gerakan Hamas menyusul pernyataan dari departemen dalam negeri Gaza yang menyebutkan, bahwa Abdullatif Musa dari Rafah mendirikan Emirat Islam di Gaza.

Juru bicara Hamas, DR. Sami Abu Zuhri dalam konferensi persnya yang dilansir infopalestina di Gaza Jum’at (14/8) menyatakan, kasus ini murni kesalahan pola fikir, tidak ada kaitanya dengan organisasi luar. Namun dinyatakan pihaknya tidak mengizinkan siapapun baik individu ataupun kelompok menerapkan peraturan sendiri. Semua itu tanggung jawab pihak keamanan.

Sebelumnya, departemen dalam negeri menegaskan, segala bentuk pelanggaran hukum atau penggunaan senjata untuk membuat kekacauan keamanan, akan ditindak atau ditangkap. (asy)


Mesir Buka Perlintasan Rafah Sabtu dan Ahad Depan


Sejumlah sumber di Mesir mengungkapkan, pemerintahnya akan membuka perlintasan Rafah pada Sabtu dan Ahad depan secara khusus, untuk mengizinkan seribu warga Palestina yang mau melakukan ibadah umrah di tanah suci Makkah.

Salah seorang pejabat Mesir mengungkapkan, negaranya telah menyetujui untuk membuka perlintasan pada Sabtu dan Ahad, khusus bagi 2000 warga Palestina yang akan melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci, hasil kerja sama antara pemerintah Mesir dan Palestina di Gaza.

Ketua Badan Perlintasan dan perbatasan di Gaza, Gazi Hamdi menyatakan, perlintasan akan dibuka untuk mengizinkan warga yang akan melaksanakan umrah selama bulan Ramadhan.

Disebutkan, keputusan ini diperoleh berkat hasil kerja sama antara pihak Mesir dan departemen waqaf di Gaza untuk memasukan 2400 calon umrah, melalui perlintasan Rafah.

Dalam pada itu, Hamdi membantah adanya perlakuan diskriminatif dalam pemberangkatan sejumlah warga ke Mesir. Ia mengatakan, semua ini dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku terkait daftar waiting list yang ada di departemen dalam negeri, untuk menghindari adanya pelanggaran, ungkapnya.

Peraturan Umrah

Pada kesempatan yang sama, Menteri Waqaf di Gaza menegaskan, nama-nama calon jema’ah umrah telah ada di perlintasan Rafah. Semua aturan ini diberlakukan untuk menjamin perlintasan mereka secara aman berdasarkan aturan yang ada.

Disebutkan, sebanyak 1200 calon jema’ah umrah akan bertolak ke Makkah pada hari Ahad depan. Dalam pada itu, menteri mengungkapkan harapanya ada gelombang ketiga dalam bulan Ramadhan ini.

Adapun terkakit peringatan tentang penyakit flu babi, pihak departemen sepakat mengadakan seminar sehari khusus bagi jema’ah umrah yang akan berangkat ke sana, untuk memberikan bekal pengetahuan kepada mereka tentang penyakit tersebut, disamping cara-cara penangananya. Pihaknya juga akan membagi-bagikan brosur tentang penyakt tersebut, ungkapnya. (asy)







Bentrokan di Gaza, 14 Meninggal Dunia Salah Satunya dari Al-Qassam



Gaza – infopalestina; -Empatbelas orang menemui ajalnya salah satunya adalah seorang komandan Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas dan lima anggota polisi. Sementara jumlah korban mencapai 120 orang. Mereka adalah korban kontak senjata antara polisi Jalur Gaza dengan kelompok bersenjata yang mengumumkan pembentukan entitas illegal di Jalur Gaza berpusat di Rafah.

Sumber-sumber medis di Departemen Kesehatan (Depkes) Palestina mengatakan kepada koresponden infopalestina bahwa “hasil korban kontak sejata antara polisi Jalur Gaza degan kelompok Takfir (kelompok yang mengkafirkan oang lain, red.) mencapai 14 korban meninggal. Diantarannya seoang komandan Al-Qassam, Muhammad Shamali (36) dan melukai lebih dari 120 orang lainnya, 20 lainnya dikentarai korban luka berat.”

Sumber-sumber itu juga menjelaskan bahwa kelompok perusuh ini yang memulai melepaskan tembakan dan menolak menyerahkan diri saat aparat keamanan memintanya untuk menghindari jatuhnya korban. Setelah itu, kelompok perusuh ini melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang menyebabkan salah satu aparat keamanan meninggal dunia.

Sumber-sumber terkait mengatakan, “Kelompok bersenjata sempat berlindung di Masjid Ibnu Taimiyah di Rafah. Di dalam masjid itu sendiri, Abdul Latif Musa, imam masjid, mengumumkan berdirinya entitas illegal dalam khutbahnya yang menkafirkan Hamas dan menuduhnya sudah murtad (keluar dari Islam,red.).” “Kelompok bersenjata itu menembaki pejalan kaki yang melintas di masjid sehingga beberapa orang terluka,” tambah sumber tersebut.

Masih tambah sumber, aparat keamanan terus mengepung masjid dan meminta kelompok bersenjata ini menyerahkan diri dan mematuhi hukum tanpa perlawanan. Namun permintaan itu disambut dengan tembakan membabi buta sehingga jumlah korban bertambah dan seorang warga dalam kondisi mati suri.

Orang-orang bersenjata ini, masih lanjut sumber-sumber tadi, meminta salah satu komandan Al-Qassam di Rafah, Muhammad Shamali untuk menjadi penengah. Namun setelah melihat sang komandan datang, kelompok bersenjata ini melepaskan pelontar roket jenis RPG sehingga ia gugur syahid.

Setelah berhasil menguasai lokasi kejadian, aparat keamanan mengejar kelompok perusuh dan menguasai tempat-tempat yang dijadikan pertahanan mereka. Lokasi kejadian sudah steril dan beberapa lainnya sudah ditangkap.

Ehab Ghasen, juru bicara Departemen Dalam Negeri (Depdagri) menegaskan bahwa peristiwa kontak senjata ini berakhir dengan dikuasainya wilayah yang menjadi perlindungan kelompok Takfir. Ia juga mengatakan bahwa lima anggota polisi meninggal dunia saat menjalankan tugasnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa sebuah ledakan besar terjadi di rumah Musa karena bom yang meledak di dalam rumah tersebut.

"Kami tidak akan Izinkan Orang Melanggar Hukum"

Sebelumnya diberitakan juga bahwa Hamas tidak akan mengizinkan siapapun di Jalur Gaza menerapkan hukum dengan tangannya sendiri. Karena penegakkan hukum adalah wewenang aparat keamanan.

Penegasan ini datang setelah pengumuman Depdagri Palestina di Jalur Gaza yang menyebutkan bahwa Abdul Latif Musa, asal Rafah, mengumumkan berdirinya entitas yang bernama “imarah Islam (negara Islam)”.

Dr. Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas dalam keterangan khusus kepada koresponden infopalestina kemarin, Jum’at (14/8) mengatakan bahwa pernyataan Musa merupakan kesalahan berpikir yang tidak ada hubungannya dengan pihak luar. Ia juga menekankan bahwa tidak diperkenankan kepada siapapun untuk menerapkan hukum dengan caranya sendiri. Sebab masalah ini tanggungjawab pihak keamanan.

Sebelumnya, pihak Depdagri menegaskan bahwa siapa saja yang melanggar hukum dan membawa senjata untuk melakukan kerusuhan, maka ditindak dan ditahan. (AMRais)