Minggu, 16 Agustus 2009

Jenderal Zionis: Palestina ’48 Titik Lemah Sentral


Harian as Sabil Yordania edisi 20 Mei 2009 melansir berita yang menyebutkan bahwa Jenderal Purnawirawan Zionis Israel, Yair Naveh, yang pernah menjabat beberapa posisi militer, di antaranya sebagai komandan yang bertanggung jawab tentang Jalur Gaza dan komandan wilayah tengah, dalam pernyataan persnya mengatakan, bahwa orang Arab “dalam", dalam pandangannya, merupakan titik pusat kelemahan masyarakat Yahudi.

Naveh mengatakan, "Di saat kita berhasil di (Palestina ’48), melatih mereka dalam perekrutan pegawai negeri sipil dan memperbaiki beberapa diskriminasi atas mereka, maka mereka akan berubah dari Palestina dalam menjadi Arab Israel."

Terkait dengan istilah "Yerusalem Timur" Naveh mengatakan bahwa dirinya tidak mengakui istilah ini, "Tetapi yang ada hanya satu kesatuan Yerusalem dan yang harus dilakukan adalah atas dasar ini." Naveh menolak untuk mengakui bahwa militer adalah pasukan penjajah dan pendudukan. Namun dia mengatakan, "Perdebatannya bukan apakah ada penjajah. Namun yang ada adalah militer kita ada untuk menjaga dan nilai-nilai dan moralnya."

Tentang sikapnya pada persoalan yang disebut "permukiman-permukiman illegal", ia mengatakan, "Pengambilan keputusan untuk menghilangkannya adalah pajak kata-kata yang dikeluarkan menteri keamanan hanya sekali setiap beberapa bulan. Dan solusi terhadap masalah ini harus dilakukan melalui kesepakatan menyebutkan kesepahaman yang memuaskan semua pihak (yang dia maksud adalah negara Israel dan pemukim Yahudi). (seto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar